Sabtu, 15 Maret 2014

LP & AKEP CVA (IKKE)



LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS CVA
DI RUANG IGD
RSUD DR ISKAK TULUNGAGUNG








DI SUSUN OLEH :
IKKE PUTRI MAYANGSARI
NIM : 02.12.017


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA
PRODI DIII KEPERAWATAN TINGKAT II A
TAHUN AJARAN 2013 / 2014


LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS “CVA”
DI RUANG IGD RSUD DR ISKAK
TULUNGAGUNG

A. Definisi
            CVA adalah sindroma klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neulogis pocal atau global yang berlangsung 24 jam / lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic ( kapita selekta kedokteran jilid 2 hal 17 )
            CVA adalah salah satu manifestasi neurologic yang umum timbul secara mendadak sehingga akibat adanya gangguan suplay darah ke otak.
            CVA adalah berkurangnya fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplay darah ke bagian otak.
B. Etiologi
1. Infark otak (80%)
- Emboli
a. Emboli Kardiogenik
            - Fibrilasi atrium atau aritmia
            - Trombus, ventrikel kiri
            - Penyakit katub mitral atau aorta
            - Endokarditis ( infeksi atau non infeksi )
b. Emboli Paradoksial ( paramen oval paten )
c. Emboli Arkus Aorta
- Aterotrombotik ( penyakit pembuluh darah sedang – besar )
a. Penyakit Ekstra Kranial
            - Arteri karotis interna
            - Arteri vertebralis
b. Penyakit Intra Kranial
            - Arteri carotis interna
            - Arteri serebri media
            - Arteri basilaris
2. Perdarahan intra serebral (15%)
            - Hipertensi
            - Malpormasi arteri vena
            - Angiopati amiloid
3. Perdarahan sub araknoid (5%)
4. Penyebab lain
            - Trombosit sinus duramater
            - Diseksi arteri karotis atau vertebralis
            - Migrain
            - Kondisi hiperkoagulasi
            - Penyalahgunaan obat
C. Klasifikasi
1. Ischemik atau infark otak
- Trombosis = aterosklerosis
- Emboli = emboli dari jantung dan pembuluh darah besar
- Arteritis = radang pembuluh darah otak
2. Perdarahan otak
- Intra serebral (PIS) = hipertensi berat
- Sub arachnoid (PSA) = aneorysma akut
Menurut Perjalanan Klinis :
1. TIA ( Transisint Ischemik Accut )
- Akut singkat ( 24 jam dan sembuh tanpa gejala )
2. RIND ( Residual Ischemik Neurologi Defisit )
- TIA + 24 jam sembuh sempurna dalam waktu < 3 minggu
3. Complete Stroke
- Stroke dengan defisit neurologi berat dan menetap sampai puncak < 6 jam
4. Progresif Stroke
- Defisit neurologi fokal bertahap penyembuhan tidak sempurna > 3 minggu
D. Manifestasi Klinis
1. Stroke non henioregik ( iskemik )
- gejala utama = defisit neurologis secara mendadak atau sub akut
- didahului gejala prodomal
- pada waktu istirahat terjadi atau pada waktu bangun pagi
- biasanya terjadi pada usia > 50 tahun
2. Stroke PIS
- gejala prodomal tidak jelas, nyeri kepala pada hipertensi
- serangan sering sekali pada siang hari, emosi atau marah
- sifat nyeri kepala sangat hebat
- mual atau muntah pada permulaan serangan
- kesadaran menurun dan cepat koma
3. Stroke PSA
- gejala prodomal nyeri kepala akut
- rangsangan meningeal
- odema pupil = perdarahan sublialoid
4. Stroke akut
- kelumpuhan wajah
- gangguan hemisensorik
- perubahan mendadak status mental
- gangguan pengelihatan
- vertigo, mual, muntah
E. Patofisiologi
Emboli thrombosis serebral – bekuan darah

     Obstruksi pada otak
 

Tekanan kapiler dari reduksi aliran darah meningkat


 
    Odema cerebral

Suplai O2 ke otak menurun        Penekanan pada frontalis        Infeksi / cidera jaringan
                                                                                                                                       
            Hipoksia serebral                   syaraf motorik menurun                   Inflamasi
                                                                                                                                       
               Odema otak                             Kelemahan otot                  Hipotalamus meningkat
                                                                                                                                       
    Gg perfusi jaringan serebral                 Imobilitas                          Suhu tubuh meningkat
                                                                                                                                       
                                                                         Bedrest                                     Hipertermi
                                                                                   
                                                            Penekanan pada tubuh
                                                                                  
                                                            Kerusakan integritas kulit
F. Permeriksaan Diagnostik
1. Angiopati Cerebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik yaitu perdarahan atau obstruksi arteri.
2. CT-Scan
Memperlihatkan adanya odema, hematoma ischemic dan infark.
3. Fungsi Lumbal
Menunjukkan adanya tekanan darah biasanya ada thrombosis emboli serebri.
G. Penatalaksanaan
1. pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi tengkurap dengan kepala ditempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena cerebral berkurang.
2. pasien dipantau untuk adanya komplikasi pulmonal ( aspirasi, atektasi, pneumonia ) yang mungkin berkaitan dengan kehilangan refleks nafas atau hipoventilasi.
3. jantung dipaksa untuk abnormalitas dalam ukuran serta irama tanda gangguan jantung kongestif.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia serebral
3. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan mukosa jaringan
I. Intervensi dan Rasional Keperawatan
Dx 1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
1. BHSP
R/ menjalin hubungan yang terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Latih pasien dalam mobilisasi
R/ mencegah kelemahan otot
3. Anjurkan pasien untuk miring kanan miring kiri setiap 2 jam sekali
R/ untuk meregangkan otot-otot pasien
4. Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk mempercepat penyembuhan pasien
Dx 2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia serebral
1. BHSP
R/ menjalin hubungan yang terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Atur posisi senyaman mungkin
R/ untuk memberi posisi yang nyaman untuk pasien
4. Kolaborasi dengan tim medis
R/ untuk mempercepat penyembuhan pasien
Dx 3. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan mukosa jaringan
1. BHSP
R/ menjalin hubungan yang terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Observasi adanya kejang dan dehidrasi
R/ hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang yang akan memperburuk keadaan pasien
4. Berikan kompres hangat
R/ untuk menurunkan demam
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pembrian antipiretik
R/ untuk menurunkan panas

DAFTAR PUSTAKA
1.Masjoer Arif dkk,1999.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3 Jilid 1.FKUI.Jakarta
2. Dongoes Marylin E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC3.Jakarta
3. Smelher,Suzanne C.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8 Vol 2.Jakarta : EGC











STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung                        FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                     DI INSTALASI GAWAT DARURAT
                                                                                     NO. MR : 
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir
Ny. S


Perempuan
65 Th
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM  : -
Jln/Dsn            : -
Kel/Desa         :  Kepuh
Kec.                 : Boyolangu
Kodya/Kab.    : Tulungagung

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi
Islam
Jawa
Indonesia
-
Status Perkawinan
Jenis Pembayaran
Pendidikan
Pekerjaan
Sudah Menikah
Umum
SD
Ibu Rumah Tangga
Cara Datang
Transportasi ke IRD
Komunikasi

Di bawa keluarga
Naik mobil
Verbal
Kejadian tgl :   28-2-2014           Jam :     08.00 WIB                           Di rumah
Datang di IRD tgl :  28-2-2014         Jam :  09.00 WIB
Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS : 3-1-4 Tensi 130/90 mmHg, Nadi : 88 x/mnt
Pernafasan  : 22 x/mnt, Suhu 38.7 °C
Tindakan Pra Hospital :
RJP                           Infus P                    Bebat                                ETT                                    Penjahitan
Trakeostomi          NGT                          Bidai                                  Pipa oro/naso
O2 P                       Obat  P                    Kateter  P                        Suction                               Pharingial
Dll…………….                                           Urine
TRIAGE : Jam 09.00 WIB oleh perawat
Keluhan Utama   : Kelemahan pada ekstremitas
(Subyektif)


S.ax  : 38.7 °C
S.rec : - °C
N : 88 x/mnt
T : 130/90 mmHg

P : 22 x/mnt
(Pediatri)
BB : ………………..Kg

Riwayat Penyakit :
-          DM
-          PJK                    - Dll
-          Asma                 - Tidak ada P          
Riwayat Alergi :       Ya         Tidak         Lain – lain
Kategori Triage :
P1                P2 P               P3                PO
Keadaan Umum ; (Obyektif) : Baik                            Sedang                                 Buruk

Pernafasan : (B)
Gerak  dada
Simetris P  Asunetris
Pernafasan : (B)
-          Normal P
-          Retractive
-          Kusmaul
-          Dangkal
-          Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : 88/mnt
N.Radial  : 88/mnt
Kulit Muskulo :
-          Normal P
-          Jaundice
-          Cyanosis
-          Pucat
-          Berkeringat
-          Akral…………..
GCS :
R.Mata      : 3
R.Verval   :  1
R.Motorik :  4


Total       : 8


Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                         Keterangan

orang
Jam : 09.00
Pemeriksaan : Lab P/ Foto / ECG / Lain – lain
Diagnosa : CVA
Jam
09.00
Terapi / Tindakan / Konsul
Infus RL 2/24 jam
Novalgin 3x1
Kalnex 4x500
Jawaban / catatan



Jam keluar IRD : 19.30
Tindakan Lanjut
KRS              MRS P               PP               D                Operasi             Pindah ke bag Bugenvil   Lain – lain ……….
Tanggal : 28-2-2014
Nama Perawat : IKKE PUTRI MAYANGSARI
Tanda Tangan


 

 

 

















ANALISA DATA


Nama Pasien               : Ny. S
Umur                           : 65 Th
No. Register                : 662469


KELOMPOK DATA


MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB

1. Ds : Keluarga px mengatakan px sering tertidur
Do : k/u lemah, febris, px sering tertidur,
GCS : 3-1-4
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22
2. Ds : Keluarga px mengatakan terdapat luka di tubuh px
Do : k/u lemah, terdapat dekubitus, bula di kaki
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88 /38.7
           RR : 22





3. Ds : Keluarga mengatakan badan px panas
Do : k/u lemah, akral panas
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22












Suplay O2 ke otak menurun


 
Hipoksia serebral


 
Odema otak


 
Gg. Perfusi jaringan serebral

Syaraf motorik menurun


 
Kelemahan otot


 
Imobilitas


 
Bedrest


 
Penekanan pada tubuh
 

Kerusakan integritas kulit

Infeksi / cidera jaringan


 
Inflamasi


 
Merangsang hipotalamus meningkat
 

Suhu tubuh meningkat


 
Hipertermi

Gg. Perfusi jaringan serebral







Kerusakan integritas kulit











Hipertemi b/d kerusakan mukosa jaringan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien   : Ny. S
Umur               : 65 Th
No. Register    : 662469


NO

TANGGAL MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL TERATASI
TTD

1








2






3








28-2-2014








28-2-2014






28-2-2014


Gg. Perfusi jaringan serebral b/d hipoksia serebral yang di tandai dengan
Ds : Keluarga px mengatakan px sering tertidur
Do : k/u lemah, febris, px sering tertidur,
GCS : 3-1-4
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22
Kerusakan integritas kulit b/d pruritis yang di tandai dengan
Ds : Keluarga px mengatakan terdapat luka di tubuh px
Do : k/u lemah, terdapat dekubitus, bula di kaki
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88 /38.7
           RR : 22
Hipertermi b/d kerusakan mukosa jaringan yang di tandai dengan
Ds : Keluarga mengatakan badan px panas
Do : k/u lemah, akral panas
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22
















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien               : Ny. S
Umur                           : 65 Th
No. Register                : 662469

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TTD
1














2
























3
Gg. Perfusi jaringan serebral b/d hipoksia serebral yang di tandai dengan
Ds : Keluarga px mengatakan px sering tertidur
Do : k/u lemah, febris, px sering tertidur,
GCS : 3-1-4
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22



Kerusakan integritas kulit b/d pruritis yang di tandai dengan
Ds : Keluarga px mengatakan terdapat luka di tubuh px
Do : k/u lemah, terdapat dekubitus, bula di kaki
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22













Hipertermi b/d kerusakan mukosa jaringan yang di tandai dengan
Ds : Keluarga mengatakan badan px panas
Do : k/u lemah, akral panas
TTV : TD : 130/90
           N/S : 88/38.7
           RR : 22
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam pasien tidak pusing










Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam integritas kulit pasien terjaga


















Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam suhu tubuh pasien menurun

Px tidak pusing, px merasa tenang, TTV dalam batas normal











Mempertahankan kulit utuh, menunjukkan perilaku untuk mencegah kerusakan kulit



















Suhu tubuh dalam keadaan normal, nadi dan RR dalam keadaan normal
1. BHSP
2. Observasi TTV
3. Atur posisi head up 30 derajat
4. Pemantauan GCS
5. Kolaborasi dengan tim medis






1. BHSP
2. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, perhatikan adanya kemerahan
3. Pantau masukan cairan
4. Ubah posisi sesering mungkin
5. Berikan perawatan kulit
6. Anjurkan px menggunakan kompres lembab / dingin untuk memberi tekanan pada area peuritis
7. Rawat luka



1. BHSP
2. Observasi TTV
3. Observasi adanya kejang dan dehidrasi
4. Berikan kompres air hangat
5. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian antipiretik
1. Menjalin hubungan terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Untuk melihat perkembangan pasien
3. Memberikan posisi yang nyaman
4. Untuk melihat kekuatan syaraf motorik pasien
5. Untuk memberikan terapi yang tepat untuk pasien
1. Menjalin hubungan terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Untuk mengetahui adanya kerusakan yang menimbulkan infeksi
3. Untuk mengetahui adanya dehidrasi yang mempengaruhi integritas jaringan
4. Menurunkan tekanan pada odema
5. Mengurangi robekan pada kulit
6. Menghilangkan ketidak nyamanan dan menurunkan resiko cidera
7. Mencegah terjadinya infeksi

1. Menjalin hubungan terapiotik antara perawat, pasien dan keluarga pasien
2. Untuk melihat perkembangan pasien
3. Hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang yang akan memperburuk kondisi pasien
4. Akan membantu menurunkan demam
5. Pemberian antipiretik diperlukan untuk menurunkan panas
































TINDAKAN KEPERAWATAN   DAN                                                                            CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Pasien   : Ny. S
Umur               : 65 Th
 No. Register   : 662469 
Kasus               : CVA

NO


NO. DX
TANGGAL/
JAM

IMPLEMENTASI
TTD

1
























1









2










3

28-2-2014
09.00

09.30


11.00
12.00
13.00

28-2-2014
09.00
09.30

10.00
10.15

10.30

11.30


28-2-2014
09.00

09.30

10.00
10.30
11.00


Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
Mengukur TTV : TD : 130/90 mmHg
                             N/S : 88/38.7
                             RR : 22 x/menit
Mengatur posisi senyaman mungkin
Memantau tingkat kesadaran pasien
Kolaborasi dengan tim medis


Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
Melihat perubahan warna kulit, turgor dan perhatikan adanya kemerahan
Memantau cairan infuse yang masuk
Mengubah posisi pasien sesering mungkin agar tidak terjadi luka
Memberikan perawatan kulit untuk mengurangi robekan
Menganjurkan px batau keluarga px untuk mengompres daerah pruritis untuk menurunkan resiko cidera


Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
Mengukur TTV : TD : 130/90 mmHg
                             N/S : 88/38.7
                              RR : 22 x/menit
Mengobservasi adanya kejang dan dehidrasi
Mengompres dahi dan axilla dengan air hangat
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik

           





TANGGAL/
JAM

E V A L U A S I
TTD

28-2-2014













28-2-2014














28-2-2014

S : Keluarga px mengatakan px sering tertidur
O : k/u lemah, GCS : 3-1-4
      TTV : TD : 130/90 mmHg,
      N/S : 88/38.7
      RR : 22 x/menit
-          Infus Nacl 20 tts/mnt
-          GDA : 25.7
-          O2 nassal kanul  

A : Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
P : Rencana keperawatan dilanjutkan
-          BHSP
-          Obs TTV
-          Kolaborasi dengan tim medis

S : Keluarga mengatakan terdapat luka ditubuh pasien
O : k/u lemah
      TTV : TD : 130/90 mmHg
                 N/S : 88/38.7
                 RR : 22 x/menit
-          Px bedrest
-          Terpasang kateter
-          Terpasang infuse

A : Kerusakan integritas kulit
P : Rencana keperawatan dilanjutkan
-          BHSP
-          Memantau cairan yang masuk
-          Memberikan perawatan kulit
-          Mengompres daerah pruritis

S : Keluarga px mengatakan badan px panas
O : k/u lemah
      TTV : TD : 130/90 mmHg
                 N/S : 88/38.7
                 RR : 22 x/menit
-          Akral hangat
-          Berkeringat
-          Kompres hangat dahi dan axilla

A : Hipertermi belum teratasi
P : Rencana keperawatan dilanjutkan
-          Obs TTV
-          Obs adanya kejang dan dehidrasi
-          Berikan kompres hangat
-          Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian antipiretik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar