Sabtu, 15 Maret 2014

LP & ASKEP FRAKTUR FEMUR (HANGGA)



LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS “FRAKTUR FEMUR”
DI RUANG IGD
RSUD Dr.ISKAK TULUNGAGUNG












Disusun oleh
Moh. Hangga Perdana K.

Dosen Pembimbing
Kukuh Heru Subagyo S.Kep.Ners


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2013 / 2014


 

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN
DENGAN KASUS “FRAKTUR FEMUR”
DI RUANG IGD
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

        I.            Definisi
a.       Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang normal yang terjadi karena adanya tekanan yang besar, dimana tulang tidak dapat menahan tekanan tersebut dan disertai dengan perlukaan jaringan sekitarnya (Brunner dan Suddrat).
b.      Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cedera (Masjoer 2000)
c.       Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bias terjadi akibat trauma langsung  (kecelakaan dll) dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki laki dewasa. Patah pada daerah ini menimbulkan perdarahan yang cukup banyak menyebabkan penderitaan (FKUI,1995 : 543)

     II.            Etiologi
a.       Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian fraktur disebabkanoleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan tempat. Bila tekanan kekuatan langsungan, tulang dapat pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak serta kerusakan pada kulit.
b.      Akibat kelelahan atau tekanan.
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang. Hal ini sering terjadi pada atlet, penari atau calon tentara yang berbaris atau berjalan dalam jarak jauh.
c.       Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal bila tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang sangat rapuh.




   III.            Manifestasi Klinis
1.      Nyeri
Terjadi karena adanya spasme otot tekanan dari patahan tulang atu kerusakan jaringan sekitarnya.
2.      Bengkak
Bengkak muncul dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ekstravasi daerah jaringan sekitarnya.
3.      Memar
Terjadi karena adanya ekstravasi jaringan sekitar fraktur.
4.      Spasme otot
Merupakan kontraksi involunter yang terjadi disekitar fraktur.
5.      Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf. 
6.      Mobilisasi abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan.
7.      Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi saat tulang digerakkan.
8.      Deformitas
Abnormal posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, dan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.











  IV.            Patofisiologi
Kerusakan fragmen tulang/ cedera jaringan lunak
Pembuluh darah terputus
Perdarahan
luka terbuka
 







mempermudah kuman masuk
                                                                                                           
                                                                                                               
Penggumpalan darah
Resti infeksi
Pengeluaran bradikinin dan berikatan dengan neciceptor

Pergeseran tulang
                          Pengeluaran mediator kimia (histamine)
Reaksi inflamasi

Kerusakan intregitas kulit
 









          
Deformitas
Nyeri
                                                                                                                                                           
           
                       
Keterbatasan mobilisasi fisik

Ekstremitas tidak berfungsi dengan baik
 











     V.            Komplikasi
1.      Malunion (tukang patah sembuh dalam posisi yang tidak semestinya)
2.      Delayed union (proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan nomal)
3.      Non union (tulang yang tidak menyambung kembali)
4.      Terjadi kekakuan sendi
5.      Atrofi otot dan infeksi

  VI.            Pemeriksaan penunjang
1.      Pemeriksaan fotoradiologi
2.      Pemeriksaan darah lengkap
3.      Athography
4.      Lamograph
5.      Bone scanning
6.      MRI

VII.            Penatalaksanaan
Tindakan penanganan fraktur dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi serta usia. Berikut adalah tindakan pertolongan awal pada penderita fraktur :
1.      Kenali cirri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan kuat pasien mengalami fraktur.
2.      Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptic dan bersihkan perdarahan dengan cara dibebeat atau diperban.
3.      Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi semula) tetapi hal ini tidak boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli bedah untuk mengembalikan tulang pada posisi semula.
4.      Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tetap stabil.
5.      Berikan analgetik untuk mengaurangi rasa nyeri pada sekitar perlukaan.
6.      Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post operasi.

    VIII.     Diagnosa
1.      Nyeri
2.      Keterbatasan mobilisasi fisik
3.      Kerusakan intregitas kulit
4.      Resiko tinggi terhadap  infeksi
5.      Defisit perawatan diri

  IX.            Intervensi
Diagnosa : Nyeri
1.      Pertahankan mobilisasi yang sakit dengan tirah bening
R/ Menghilangkan nyeri dan mencegah terjadinya kesalahan posisi tulang
2.      Tinggikan dan dukung ektremitas yang terkena
R/ Meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan menurunkan nyeri
3.      Evaluasi keluhan nyeri
R/ mengetahui skala nyeri pasien
4.      Dorong klien mendiskusikam masalah sehubungan dengan cedera
R/ Menurunkan ansietas
5.      Beri alternative kenyamanan seperti teknik nafas dalam, sentuhan terapiotik, imajinasi fisualisasi
R/Meningkatkan rasa nyaman pasien
6.      Observasi tanda-tanda vital
R/ Mengetahui perubahan umum pasien
7.      Kolaborasi pemberian analgetic
R/ Menurunkan nyeri pasien
            Diagnosa : Keterbatasan mobilisasi fisik
1.      Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh fraktur/cedera
R/ Mengetahui derajat imobilisasi fisik
2.      Instruksikan pasien untuk bantu latihan rentang gerak pasif aktif
R/  Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang meningkatkan tonus otot,      
mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktor atu atrofi
3.      Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodic
R/   Menurunkan resiko kotraktor flexsi panggul
4.      Bantu atau dorong perawatan diri
R/ Meningkatkan sirkulasi dan peratan diri langsung
5.      Kaji tanda tanda vital pasien
R/ Mengetahui keadaan umum pasien

6.      Kolaborasi dengan fisioterapi
R/ Mempercepat penyembuhan paisen

            Diagnosa : Kerusakan intregitas jaringan
1.      Kaji kerusakan kulit
R/ Mengetahui seberapa parah kerusakan kulit
2.      Massage penonjolan tulang
R/ Menurunkan pada area luka
3.      Penggunaan gips kering dan perawatan kulit
R/ Mencegah penambahan kerusakan kulit
4.      Traksi kulit dan perawatan kulit
R/ mencegah kontaminasi pada luka.

            Diagnosa : Resiko tinggi infeksi
1.     Pantau tanda-tanda vital.
R/mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat.
2.    Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
R/ mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen.
3.    Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
R/ untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.
4.    ika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat terjadinya proses infeksi.
5.      Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
        R/ antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen

     X.            Daftar Pustaka
1.      Barbara, C. B., (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Volume I, EGC:Jakarta
2.      Doenges, dkk, (2005). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. EGC: Jakarta
3.      Mansjoer, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Media Aesculapius: Jakarta
4.      Sjamsuhidajat R., (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC: Jakarta


STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung                                                  FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                                                 DI INSTALASI GAWAT DARURAT
                                                                                                           
 NO. MR :  661654
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir

Age Sandi


Laki-laki

11 tahun
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM     : -
Jln/Dsn               : Baron
Kel/Desa            : Karangan
Kec.                    : Karangan
Kodya/Kab.       : Trenggalek

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi
Islam

Jawa
Indonesia
-
Status Perkawinan
       Jenis Pembayaran
              Pendidikan
Pekerjaan
Belum kawin

BPJS
SD
Siswa/Belum bekerja
Cara Datang
Transportasi ke IRD
Komunikasi
Di bawa dengan mobil pribadi ke IRD RSUD Dr. ISKAK Tulungagung


Menggunakan mobil pribadi
Baik
Kejadian tgl :  25-02-2014          Jam :   21.50    WIB                           Di Desa Karangan

Datang di IRD tgl : 25-02-2024  Jam :  22.45      WIB

Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS : 3,4,5Tensi  100/60 mmHg, Nadi : 90x/mnt
Pernafasan  : 20x/mnt, Suhu : 37°C
Tindakan Pra Hospital :
 Tidak ada                                                                                                               

TRIAGE : P1 oleh perawat
Keluhan Utama
(Subyektif) : Nyeri pada paha sebelah kanan yang mengalami patah setelah kecelakaan
S.ax  :   37                 °C
S.rec :    -                   °C
N :        90             x/mnt
T :        100/60  mm/Hg

P : 20 x/mnt
(Pediatri)
BB : 30  Kg

Riwayat Penyakit :

Tidak ada

Riwayat Alergi :     Ya          P Tidak         Lain - lain
Kategori Triage :
P P1                P2                P3                PO

Keadaan Umum ; (Obyektif) : Baik                            Sedang                                 P Buruk

-           
Pernafasan : (B)
Gerak  dada
Simetris    Asunetris
Pernafasan : (B)
-          Normal  P
-          Retractive
-          Kusmaul
-          Dangkal
-          Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis :   90x/mnt
N.Radial  :   90X  /mnt
Kulit Muskulo :
-          Normal
-          Jaundice
-          Cyanosis  P
-          Pucat
-          Berkeringat
-          Akral : Hangat
GCS : 3,4,5


R.Mata      : 4
R.Verval    :5
R.Motorik : 6
Total       : 15


Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                         Keterangan


k/u : lemah, ansietas

Thorak : mur-mur (-), nafas vaskuler, ronchi(-)Whezing(-), s1s2 singgel regular

Abd : Bu(+), sonor

Eks : Akral hangat, reflek patella -/+, Reflek pupil+/+

          
                      5            5

                      1             5
           
Fraktur femur 1/3 bawah
 
 
Jam :

23.45 WIB
24.10 WIB
24.25 WIB
Pemeriksaan : Lab / Foto / ECG / Lain – lain

Pemeriksaan darah lengkap
Foto rontgen  terdapat patah tulang pada paha sebelah kanan
CT Scan





Diagnosa : Fraktur Femur

Jam

22.55 WIB
23.05 WIB

23.15 WIB

23.45 WIB
24.10 WIB
24.25 WIB
Terapi / Tindakan / Konsul

-          Memberi terapi infuse NS 14 TPM
-          Memasang gips, Tirah baring pada 1/3 paha kanan
-          Injeksi Antrain 1 ampul
Injeksi Ranitidin 1 ampul
-          Pengambilan darah lengkap
-          Foto rontgen
-          CT Scan
Jawaban / catatan











Jam keluar IRD : 04.00 WIB

Tindakan Lanjut
KRS              MRS  P                PP               D                Operasi             Pindah ke bag……..   Lain – lain ……….

Tanggal           : 25-02-2014

Nama Perawat : M.Hangga Perdana K.





Tanda Tangan





 

ANALISA DATA


Nama Pasien               :           An.”A”
Umur                           :           11 Tahun
No. Register                :           661654


KELOMPOK DATA


MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB
Ds : Px mengatakan paha sebelah kanan terasa nyeri

Do : k/u lemah, paha kanan terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai,ada robekan pada paha kanan
TD : 100/60
S    : 37 °C
N   : 90x/menit
R   : 20/ menit




































Tekanan dan kekerasan                       langsung dan jaringan sekitarnya
 
Keterbatasan mobilisasi fisik
 
Ds : Kaki kanan sakit                               saat digerakan                                                                                    

Kerusakan fragmen tulang
 
Do : k/u lemah, badrest, ada luka dipaha sebelah kanan, px kesakitan saat kaki sebelah kanan digerakan, ada patah tulang dibagian 1/3 paha kanan
TD : 100/60 mm/Hg
Pergeseran tulang
 
S    : 37°C
N   : 90x/ menit
R   : 22x/ menit











Deformitas
 








Keterbatasan mobilisasi fisik
 
 














































Tekanan dan kekerasan langsung
 










































Nyeri


























DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien   :           An “A”
Umur               :           11 tahun
No. Register    :           661654..


NO

TANGGAL MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL TERATASI
TTD
1











2


































25-02-2014











25-02-2014
-Nyeri
- Ds : Px mengatakan paha sebelah kanan terasa nyeri

Do : k/u lemah, paha kanan terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai,
TD : 100/60
S    : 37°C
N   : 90x/menit
R   : 20/ menit

-Keterbatasan mobilisasi fisik
- Ds : Kaki kanan sakit saat digerakan

Do : k/u lemah, badrest, ada luka dipaha sebelah kanan, px kesakitan saat kaki sebelah kanan digerakan
TD : 100/60 mm/Hg
S    :  37°C
N   : 90x/ menit
R   : 22x/ menit





Belum teratasi











Belum teratasi


 
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien                :           An “A”
Umur                           :           11 tahun
No. Register                :           661654
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TANDA TANGAN
  1.  























  1.  




Nyeri




b
e.       

















Keterbatasan mobilisasi fisk















a.       





Dalam 1x 24 px diharapkan sudah berkurang rasa nyerinya




















Dalam 1x 24 jam px diharapkan sudah bias menggerakan sedikit kaki/paha sebelah kanannya
Px tidak merasa nyeri pada paha sebelah kanan





















Px bisa menngerakan kakinya/paha sebelah kanan
.    Pertahankan imobilisasi yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat, traksi

Dukung dan tinggikan ekstremitas yang terkena

Evaluasi keluhan nyeri


.      
d Dorong menggunakan teknik manajemen stress seperti ditraksi dan relaksasi

Bi Berikan obat sebelum perawatan aktif






Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan cedera


Dorong partisipasi pada aktivitas terapiotik


 Pertahan posisi ektremitas yang sakit dan pasang tirah baring, gips dan pembebatan

Jelaskan pantangan dalam melakukan aktivias



Bantu dan dorong pasien dalam perawatan diri
R/ Mencegah terjadi nya pergeseran tulang yang lebih parah


R/Memperlancar sirkulasi aliran darah

R/ tingkat  intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri  

R/ Mengurangi rasa nyeri yang diderita pasien


R/ sebagai penanganan awal mencegah terjadinya luka yang parah, dan mengurangi nyeri



R/ Mengetahui kemampuan mobilisasi pasien

R/  Pasien dapat termotivasi untuk sembuh

R/ Mencegah terjadinya salah posisi fraktur yang lebih parah

R/ Pasien mengerti dan dapat melakukan larangan aktivitas agar tidak terjadi fraktur yang lebih parah

R/ Mencegah terjadi komplikasi karena adanya bakteri atau kuman




                        TINDAKAN KEPERAWATAN                                                                               CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Pasien   : An “A”                      Umur               :  11 Tahun                  No. Register    :661654                         Kasus  :Fraktur femur


NO


NO. DX
TANGGAL/
JAM

IMPLEMENTASI
TANDA TANGAN
TANGGAL/
JAM

E V A L U A S I
TANDA TANGAN
1


























2.


































1


























2
25-02-2014
22.55 WIB
23.00 WIB

23.03 WIB
23.05 WIB


23.15 WIB

23.20 WIB


23.45 WIB
24.10 WIB












25-02-2014
22.55 WIB
23.00 WIB

23.03 WIB
23.05 WIB


23.15 WIB

23.25 WIB
23.30 WIB

23.45 WIB
24.10 WIB

-          Memasang infus NS
-          Mempertahankan posisi imobilisasi  pasien
-          Membersihkan luka pasien
-          Obsevasi TTV dan Pasang gips pada paha kanan pasien, dan melakukan pembebatan serta pasang tirah baring
-          Injeksi Antrain 1 ampul (IV)
Injeksi Ranitidin 1 ampul (IV)
-          Ajarkan pasien teknik distraksi dan nafas dalam u/ mengurangi rasa nyeri

-          Pengambilan darah lengkap
-          Foto rontgen












-          Memasang infus NS
-          Mempertahankan posisi imobilisasi  pasien
-          Membersihkan luka pasien
-          Obsevasi TTV dan Pasang gips pada paha kanan pasien, dan melakukan pembebatan serta pasang tirah baring
-          Injeksi Antrain 1 ampul (IV)
Injeksi Ranitidin 1 ampul (IV)
-          Mengkaji derajat imobilisasi pasien
-          Memberi penjelasan pada pasien untuk meminimalkan aktivitas paha sebelah kanan dan sekitarnya
-          Pengambilan darah lengkap
-          Foto rontgen


26-02-2014
04.00 WIB

























26-02-2014
04.00 WIB


S : Pasien mengatakan masih mengeluh nyeri tetapi tidak terlalu hebat pada paha sebelah kanannya.

O : k/u lemah, paha kanan terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai,ada robekan pada paha kanan
TD : 100/60
S    : 37 °C
N   : 90x/menit
R   : 20/ menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan di ruang inap












S : Pasien mengatakan masih belum bisa menggerakan paha / kaki sebelah kanan

Pergesean tulang
 
O : k/u lemah, badrest, ada luka dipaha sebelah kanan, px kesakitan saat kaki sebelah kanan digerakan, ada patah tulang dibagian 1/3 paha kanan
TD : 100/60 mm/Hg
S    : 37°C
N   : 90x/ menit
R   : 22x/ menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan di ruang inap




           
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar