Senin, 17 Maret 2014

LP & ASKEP ALO (INDRA FERY M,)



LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS “ALO”
DI RUANG IGD
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

I.          DEFINISI
            ALO atau Edema paru adalah timbunan cairan abnormal dalam paru baik di rongga interstisial dalam alveoli. (Bruner & Suddartk : 798).
ALO atau Edema paru adalah terkumpulnya cairan ekstravaskuler yang patologis di dalam paru.(Soeparman : 767).
ALO adalah terjadinya penumpukan cairan secara masif dirongga alveoli yang menyebabkan pasien berada dalam kedaruratan respirasi dan ancaman gagal nafas. (Arif Muttaqin )

II.        ETIOLOGI
Penyebab acut edema secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1.      Edema Paru Kardiogenik
Yaitu edema paru yang disebabkan karena gangguan pada jantung atau sistem kardiovaskuler seperti penyakit jantung aterosklerotik, hipertensi, kelainan katup, decompensasi cordis.
2.      Edema paru non kardiogenik
Yaitu edema paru yang bukan disebabkan karena kelainan pada jantung tetapi paru itu sendiri seperti :
è Kelompok dengan ketidakseimbangan “tenaga starling”
·         Peningkatan tekanan kapiler paru. Oleh karena peningkatan tekanan darah vena paru, misalnya pada stenosis batub mitral, gagal jantung kiri, overload cairan infus.
·         Penurunan tekanan onkotis plasma oleh karena hipoalbuminemia.
·         Peningkatan “Negativitas tekanan interstisial”
Pengosongan udara secara tiba – tiba dan dalam jumlah yang besar pada pneumotoraks (unilateral) maupun pada efusi pleura juga tekanan negatif yang sangat besar, misalnya pada serangan asma berat.
·         Peningkatan “tekanan onkotis interstisial”
è Perubahan permeobilitas membran alveoli kapiler.
Infeksi paru : menghirup gas/ uap/ asap toksik, adanya bahan asing endotoksin atau eksotoksin aloksan,  aspirasi asam lambung, radiasi serta imunologis, paru renjatan (shock lung) oleh karena trauma diluar toraks.
è Kegagalan sistem saluran limfatik
Dijumpai pada pasca cangkok paru, karsinomatosis limfangitik, dan limfangitis fibrosa.
è Beberapa penyebab yang masih belum jelas mekanismenya. Sembab paru pada ketinggian, sembab paru neurogenik, sembab paru pada narkotik, eklampsia, sesudah konversi ke irama sinus dan pasca anastesi maupun pasca bedah pintas kardio pulmones.


III.       MANIFESTASI KLINIS
Penderita pada umumnya sesak napas dari yang paling ringan berupa :
1.      - Dyspnoe d’effort :      Sesak nafas yang terjadi ketika melakukan aktivitas.
- Orthopnoe    :        Sesak nafas terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap duduk/ berdiri.
- Batuk – batuk yang refrakter dan sedikit memberi respon pada pengobatan dan kadang –   kadang disertai dengan dahak berbusa dan berwarna merah muda.
2.      Terdengar suara ronchi basah yang halus/ kasar.
3.      Hipoksia dengan sianosis sentral, asidosis metabolik dan hipokapnea.
4.      Penurunan kesadaran.









IV.       PATOFISIOLOGI
Gagal jantung                           G3 ginjal trauma luas                         Aspirasi cairan lambung
kanan/ kongestif                       terapi cairan overload                               sepsis pneumonia
           
Aliran balik darah              Rudapaksa pemakaian heroin                  Luka bakar inhalasi oksigen
  paru terhambat                            tempat tinggi                         kontraksi >> emboli lemak uremia
             
Peningkatan tek.intra              Syndrom kongesti vena                         Pancreatitis tenggelam
 kapiler pulmonal                          efek neurogenik                                permebilitas kapiler >>
                                                                                               
Pembesaran cairan                   Peningkatan tek. Kapiler >                       Timbunan pd alveoli
intravaskuleràintestinal                tek. interstisiel












 
                                              
                                                       OEDEMA PARU           
                                                                  
                                                   Distensi Intrapulmonal

Pecahnya pembuluh darah                                                      Peningkatan kerusakan jaringan paru

      G3 pertukaran gas                                                                  Bersihan jalan nafas tdk efektif
                       
     Devisite vol. cairan                                                                       Nutrisi < dari kebutuhan

G3 aktifitas/ intoleransi aktifitas                                                           Resiko tinggi injuri
V.        PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan Laboraturium rutin ( DL, BGA, LFT, RFT ) dan BNP
2.      Foto thorax
3.      Pemeriksaan EKG, dapat menerangkan secara akurat adanya takikardia supra ventrikular atau arterial. Selain itu, EKG dapat memprediksi adanya iskemia, infark miokard dan LVH yang berhubungan dengan ALO kardiogenik.
4.      Pemeriksaan ekokardiografi

VI.       PENATALAKSANAAN
1.      Posisi penderita didudukkan 60 – 90 untuk memperbaiki ventilasi.
2.      Memberikan oksigen 6 – 8 liter/ menit atau 100 % O2 dengan masker.
3.      Memberikan morphin 4 – 6 mg intervena untuk mengurangi venous retourn.
4.      Memberikan furosemid 40 – 80 mg IV.
5.      Memberikan aminofiln IV secara perlahan – lahan untuk mengurangi cardiak asma.
6.      Lakukan digitalis yang cepat 1.6 mg lanatosid C atau 1,2 mg digitoksin dan dengan dosis yang lebih rendah pada pasien yang telah mendapat digitalis.
7.      Nitrogliserin dapat diberikan pada penderita dengan tensi yang normal atau hipertensi 0.4 – 0.8 mg bila nitrogliserin memberikan hasil yang baik dapat diulang 3 – 4 jam.


VII.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx I.    G3 pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler alveoli.
Dx II.  G3 aktifitas/intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2, kebutuhan kelemahan umum,, tirah baring lama, imobilisasi.
Dx III. G3 kestabilan kadar glukosa darah b/d tingginya kadar gula dalam darah.







VIII.    INTERVENSI
Dx I
1.      BHSP
R/ menciptakan hubungan yg kooperatif antara perawat dg px
2.      Beri O2 4 l/m sesuai indikasi
R/ membantu mengoreksi pernafasan px
3.      Kaji dan catat adanya bunyi nafas tambahan
R/ bunyi nafas dapat menurun, tdk sama, tdk ada pd area yg sakit, Ronchi adalah bukti peningkatan cairan dlm area
4.      Ubah posisi semi fowler, lakukan postural drainage
R/ memfasilitasi pengeluaran sekret menuju bronkus utama
5.      Obs. TTV
R/ mengetahui perkembanagan px
6.      Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi
R/ mempercepat penyembuhan px

Dx II
1.      BHSP
R/ menciptakan hubungan yg kooperatif antara perawat dg px
2.      Kaji penyebab kelelahan setelah px melakukan aktifitas
R/ kelelahan px dpt timbul dr efek samping dr berbagai obat nyeri
3.      Obs. adanya odem paru bahan sensori/ perilaku contoh : gelisah, bimbang
R/ kemampuan miokard u/ meningkatkan stroke & aktifitas dpt menyebabkan peningkatan cairan jantung yg berubah-rubah & keb. O2 meningkat shg timbul kelelahan & kelemahan.
4.      Beri bantuan dalam melakukan aktifitas scr bertahap
R/ keb. px terpenuhi tanpa membutuhkan pengeluaran
5.      Obs. TTV
R/ mengetahui perkembanagan px
6.      Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi
R/ mempercepat penyembuhan px






Dx III
1.      BHSP
R/ menciptakan hubungan yg kooperatif antara perawat dg px
2.      Bantu px dlm distraksi – relaksasi
R/ memepermudah px dlm beristirahat
3.      Cek GDA
R/ mengetahui kadar gula px
4.      Obs. TTV
R/ mengetahui perkembanagan px
5.      Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi
R/ mempercepat penyembuhan px


DAFTAR PUSTAKA
1.      Muttaqin Arif. 2009. Askep Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika
2.      Barbara Clong. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Padjajaran : Bandung
3.      Marylin E. Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC



ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS “ALO”
DI RUANG IGD
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

   FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                                                 DI INSTALASI GAWAT DARURAT
                                                                                                           
NO. MR : 611789
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir
NY. P


P
70 th
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM
Jln/Dsn        : RT 4 , RW 1 Moyosari
Kel/Desa     : Moyosari
Kec.             : Pagerwojo
Kodya/Kab. : Tulungagung

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi
Islam

Jawa
Indonesia
-
Status Perkawinan
Jenis Pembayaran
Pendidikan
Pekerjaan
Kawin

Askes
SD
Ibu Rumah Tangga
Cara Datang
Transportasi ke IGD
Komunikasi
Bersama Keluarga


Mobil
Baik
Kejadian tgl : 21-02-2014                Jam : -
Datang di IGD tgl : 21-02-2014       Jam : 11.00 WIB

Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS : 4-5-6 , Tensi : 130/60 mmHg , Nadi : 81 x/mnt
Pernafasan  : 17 x/mnt , Suhu : 36°C
Tindakan Pra Hospital :

RJP                           Infus √                       Bebat                                 ETT                                    Penjahitan
Trakeostomi             NGT                          Bidai                                  Pipa oro/naso
O2 √                         Obat √                        Kateter √                           Suetion                               Pharingial
Dll…………….                                          Urine

TRIAGE : Jam 12.30 WIB oleh perawat
Keluhan Utama (Subyektif) :
Px mengeluh sesak nafas
S.ax : 36°C
S.rec : -
N : 81 x/mnt
T : 130/60mmHg

P : 17 x/mnt
(Pediatri)
BB : -

Riwayat Penyakit :
-          DM
-          PJK                    - Dll
-          Asma                 - Tidak ada √          
Riwayat Alergi :       Ya         Tidak √         Lain - lain
Kategori Triage :
P1                P2 √                P3                PO

Keadaan Umum  (Obyektif) : Baik                            Sedang √                                Buruk


Pernafasan : (B)
Gerak  dada
Simetris √    Asimetris
Pernafasan : (B)
-          Normal
-          Retractive
-          Kusmaul
-          Dangkal √
-          Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : -
N.Radial  : 81 x/mnt
Kulit Muskulo :
-          Normal
-          Jaundice
-          Cyanosis √
-          Pucat √
-          Berkeringat
-          Akral Hangat √
GCS : 4-5-6


R.Mata     : 4
R.Verval   : 5
R.Motorik : 6


Total          : 15

Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                                                                                                   
Keterangan :

Ds : px mengatakan sesak nafas

Do : -   k/u lemah
-          Akral hangat
-          GCS 4-5-6
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit

Jam :
Pemeriksaan : Lab / Foto / ECG / Lain – lain

Jenis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal Range
Flag
Metode
Natrium
Kalium
Chlorida
Calsium
138
3,76
98,5
8,6
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Mg/dl
135-145
3,5-5,5
96-106
8,6-10,2
-
-
-
-
ISE Indireck
ISE Indireck
ISE Indireck
O-CPC

Diagnosa : ALO
Jam
12.30
Terapi / Tindakan / Konsul
Terapi :
Inj. Lasix 1 amp
      Cipro 1 amp
      Furosemide 1 amp
      Musidis 1 amp
Inf. Ns 20 tpm
Pemberian O2 nasal 4l/m
Atur posisi semi fowler
Jawaban / catatan








Jam keluar IGD : -

Tindakan Lanjut
KRS              MRS                PP               D                Operasi             Pindah ke bag……..   Lain – lain ……….
Tanggal : 21-02-2014
Nama Perawat : Indra Fery M






Tanda Tangan




 

ANALISA DATA

Nama Pasien    : Ny. P
Umur                : 70 th
No. Reg            : 611789
No

Kelompok Data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
1















2

Ds : px mengatakan sesak nafas

Do :-   k/u lemah
-          Akral hangat
-          GCS 4-5-6
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit


Ds : px mengatakan ketidaknyamanan pd saat tidur miring ,sesak

Do : -  k/u lemah
-          Px bedrest
-          Bila dibuat aktifitas px sesak lagi
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Terpasang kateter, produksi UT 300cc
-           Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit
Odema paru


 


Distensi intrapulmonal
  

Pecahnya pembuluh darah
 

G3 pertukaran gas






G3 pertukaran gas
                     

Devisite vol. cairan
                        

G3 aktifitas/ intoleransi aktifitas
G3 pertukaran gas















G3 aktifitas/ intoleransi aktifitas

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Ny. P
Umur              : 70 th
No. Reg          : 611789
No
Tgl. Muncul

Diagnosa Keperawatan
Tgl. Teratasi
TTD
1















2
21-02-2014















21-02-2014


















G3 pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler alveoli

Ds : px mengatakan sesak nafas

Do :-   k/u lemah
-          Akral hangat
-          GCS 4-5-6
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N    : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit

G3 aktifitas/intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2, keb. kelemahan umum, tirah baring lama/imobilitas

Ds : px mengatakan ketidaknyamanan pd saat tidur miring ,sesak

Do : -  k/u lemah
-          Px bedrest
-          Bila dibuat aktifitas px sesak lagi
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Terpasang kateter, produksi UT 300cc
-           Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
-          RR : 17x/menit



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Ny. P
Umur              : 70 th
No. Reg          : 611789

No

Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Standart
Rencana Tindakan
Rasional
TTD
1





















2
G3 pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler alveoli

Ds : px mengatakan sesak nafas

Do :-   k/u lemah
-          Akral hangat
-          GCS 4-5-6
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit







G3 aktifitas/intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2, keb. kelemahan umum, tirah baring lama/imobilitas

Ds : px mengatakan ketidaknyamanan pd saat tidur miring ,sesak

Do : -  k/u lemah
-          Px bedrest
-          Bila dibuat aktifitas px sesak lagi
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Terpasang kateter, produksi UT 300cc
-           Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
            RR : 17x/menit
Setelah dilakukan tindakan kep. 1x24 jam oksigenasi adekuat,pola nafas efektif

















Setelah dilakukan tindakan kep. 1x24 jam px dapat memenuhi keb.ADL
-          k/u baik
-          sesak hilang
-          pola nafas teratur
-          TTV dalam batas normal















      -     k/u baik
-          Px berpartisipasi dalam aktifitas
-          sesak hilang
-          pola nafas teratur
-          TTV dalam batas normal
-          Px bisa miring kanan maupun kiri

1.BHSP


2. Beri O2 4 l/m sesuai indikasi

3. Kaji dan catat adanya bunyi nafas tambahan




4. Ubah posisi semi fowler, lakukan postural drainage

5. Obs. TTV

6. Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi



1.BHSP


2.Kaji penyebab kelelahan setelah px melakukan aktifitas
3.Obs. adanya odem paru bahan sensori/ perilaku contoh : gelisah, bimbang








4.Beri bantuan dalam melakukan aktifitas scr bertahap
5.Obs. TTV

6.Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi

1. R/ menciptakan hubungan yg kooperatif antara perawat dg px
2. R/ membantu mengoreksi pernafasan px
3. R/ bunyi nafas dapat menurun, tdk sama, tdk ada pd area yg sakit, Ronchi adalah bukti peningkatan cairan dlm area
4. R/ memfasilitasi pengeluaran sekret menuju bronkus utama
5. R/ mengetahui perkembanagan px
6. R/ mempercepat penyembuhan px



1.R/ menciptakan hubungan yg kooperatif antara perawat dg px
2. R/ kelelahan px dpt timbul dr efek samping dr berbagai obat nyeri
3. R/ kemampuan miokard u/ meningkatkan stroke & aktifitas dpt menyebabkan peningkatan cairan jantung yg berubah-rubah & keb. O2 meningkat shg timbul kelelahan & kelemahan.
4. R/ keb. px terpenuhi tanpa membutuhkan pengeluaran
5. R/ mengetahui perkembanagan px
6. R/ mempercepat penyembuhan px






TINDAKAN KEPERAWATAN                                                                                        CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien  : Ny. P                          Umur              : 70 th                           No. Reg          : 611789                       Kasus : ALO
No

No Dx
Tanggal/jam
Implementasi
TTD
Tanggal/jam
Evaluasi
TTD
1














2
1














2
21-02-2014
12.30













21-02-2014
12.30

-          BHSP
-          Obs. k/u : lemah
GCS : 4-5-6
-          Pemberian O2 nasal 4l/m
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit
-          Kolab dg tim medis dlm pemberian terapi :
            Lasix 1 amp, cipro 1 amp (IV)



-          BHSP
-          Obs. k/u :  lemah
-          Mengatur px bedrest dg posisi semi fowler
-          Obs. TTV :
TD : 130/60 mmHg
N   : 81x/menit
S    : 36º C
RR : 17x/menit
-          Pemberian terapi :
Furosemide 1 amp, musidis 1 amp ( IV)


14.00














14.00

S  : px mengatakan sesak nafas berkurang
O  : -    k/u lemah
-          Akral hangat
-          GCS 4-5-6
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Cyanosis (+)
-          Obs. TTV :
TD : 130/70 mmHg
N   : 83x/menit
S    : 37º C
RR : 20x/menit
A  : G3 pola nafas (belum teratasi )
P   : Intervensi dilanjutkan no (3-6)

S : px mengatakan ketidaknyamanan pd saat tidur
O : -     k/u lemah, cyanosis (+)
-          Px bedrest
-          Terpasang O2 4l/pm
-          Kateter (+), UT 300cc
-          Obs. TTV :
TD : 130/70 mmHg           S : 37º C
N   : 83x/menit         RR : 20x/menit
A : Intoleransi aktifitas ( belum teratasi)
P : Intervensi dilanjutkan no ( 2-6 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar