LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS ’’SEPSIS”
DI RUANG IGD
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
I.
DEFINISI
Sepsis
sering di definisakan sebagai adanya mikroorganisme patogenik atau toksinnya
berada di dalam aliran darah.
(Hudak&Gallo, 1996)
Sepsis
adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh dan menyebabkan
respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan sering menyebabkan penurunan
perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai dengan hipotensi maka
dinamakan Syok sepsis. ( Linda D.U, 2006)
Sepsis
adalah sindrom yang di karakteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala infeksi yang parah, yang
dapat di kembangkan ke arah septisemia dan sok septik. (Doengos Matlin E.200:
871)
II. ETIOLOGI
-
Di sebabkan oleh mikro organisme gram positif
(40%), gram negatif (60%)
-
Organisme tersering sebagai penyebab
sepsis adalah :
1.
Eschersiacoli dan strepptococus grup B (
dengan angka kesakitan sekitar 50-70%)
2.
Stapilococus
3.
Enterococus
4.
Klepsicle, entero bakter
5.
Pseudomones aeroginosa
6.
Proteus SP
7.
Isteria monositogenesis
8.
Organisme Anaerob
-
Sepsis dapat terjadi akibat prosedur
pemasangan infus dan CVD yang tidak steril
III. KLASIFIKASI
Klasifikasi sepsis berdasarkan
penyebabnya :
1. MRSA Sepsis : Sepsis yang di sebabkan oleh bakteri
stapilococus aureus yang resisten terhadap Mathicilin
2. VRE
Sepsis : Sepsis yang di sebabkan oleh, jenis bakteri anterococus yang resisten
terhadap Vancomcin
3. Ureo Sepsis : Sepsis yang berasal dari infeksi
saluran kencing (Biasanya akibat prosedur pemasangan cateter yang tidak steril)
4. Wourd
Sepsis : Sepsis yang berasal dari infeksi luka
5. Neonatal Sepsis : Sepsis yang terlihat pada
bayi yang baru lahir
IV. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Man S’joer (2000:509), Manifestasinya
:
a.
Umum : Panas, Hipotermia, tampak tidak
sehat, skloremia
b.
Saluran Cerna : Distensi abdomen, anoreksia,
muntah, diare, hepatomegali
c.
Saluran Nafas : Apnea, dispnea, tachipnea,retraksi,
nafas cupping hidung, sianosis
d. Sistem kardiovaskuler : Pucat, sianosis,kutis marmorata, kulit
lembab, hipotensi, taki kardi, bradi kardi
e. Sistem
syaraf pusat : Intabilitas, tremor, tegang, hiporefleksi, malas minum
f. Hemotologi
: Ikterus, splemegali, pucat, ptekie, purpura, pendarahan
VI. KOMPLIKASI
-
Meningitis
Bakterialis
-
Eterokolitis
nekrotikan
-
Koagulasi
intra vaskuler di seminata
-
Syok
septik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu
di lakukan evaluasi sepsis secara menyeluruh, Hal ini termasuk biakan darah,
analisis, dan kultur urine, serta foto
dada. Diagnosa ditegagkan dengan di temukannya kuman pada biakan darah pada pemeriksaan darah
terdapat di temukannya neutroponia dengan pengapian ke kiri (imatur : total
seri glanulasit >0,2) selain itu akan di jumpai pula trombositoponia, adanya
peningkatan ikatan fase akut seperti (CPR)
VI. PATOFISIOLOGI
Microorganisme gram (+) dan gram (-) masuk
melalui
Prosedur pemasangan kateter Prosedur pemasangan infus Luka pada tubuh
Yang
tidak steril dan CPV yang tidak
steril
Menginfeksi pada Daerah luka
Bakteri masuk dalam
Saluran
perkemihan
Masuk ke pembuluh darah SSP alergi, koma, hiporefreksi
|
Produksi sekret
Dispnea
Bersihan
jalan nafas tidak efektif
Perubahan sirkulasi
Suplai O2 ke
jaringan
Control suhu tubuh Buruk
Hipotermia/Hipertermia
Gangguan perfusi
jaringan
Resikoterjadi perubahan
periver
Suhu tubuh
Saluran pencernaan
Muntah
Diare
Anoreksia
|
|
VII. PENATALAKSANAAN
a.
Suportif
Lakukan
monitoringn cairan, elektrolit dan glukosa, berikan koreksi jika hipotermia,
hiponatemia, dan hipoglikemia. CIADH batasi cairan, atasi shock, hipoksia
danasidosis metabolik awasi adanya hiper bilirabinamia. Lakukan transfusi tukar
bila perlu pertimbangkan nutrisi parinteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi
enteral.
b.
Kausatif
Antibiotik
di berikan sebelum kuman penyebab di ketahui, biasanya di gunakan golongan
penisilin seperti ampisilin di tambah amino glikosida seperti gentamion. Pada
sepsis nosokomial antibiotik di berikan dengan mempertimbangkan flora di rung
perawatan, namun sebagai terapi bisa di berikan vankamisin dan amino gllikosida/
sefalosporin generasi ke tiga setelah di dapatkan hasil biakan dan uji
sensitifitas, di berikan antibiotik yang sesuai. Terapi di berikan selama 10-14
hari bila terjadi meningitis, antibiotik
di berikan selama 14-21 hari dengan dosis yang sesui untuk meningitis.
(Man S’joer : 2000:510)
VIII.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
1.
Gangguan perfusi jaringan perifer b/d
penurunan suplai O2 ke jaringan
2.
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot
3.
Resiko defisit volume cairan b/d
penurunan intake cairan
X. INTERVENSI KEPERAWATAN :
Dx I :
Gangguan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai O2 ke
jaringan
1.
BHSP
R/
menjalin hubungan terapiutik Px dan perawat
2.
Obs TTV
R/ mengetahui keadaan umum Px
3.
Pertahankan pemberian O2 bagi pasien
R/ Memenuhi kebutuhan O2 bagi Px
4.
Kaji
tanda-tanda sianosis
R/
Mengetahui tanda-tanda penurunan perfusi jaringan
5.
Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian tx
R/
pemberian terapi yang tepat dapat memperbaiki kondisi Px
Dx II: Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot
1.
Menyapa Px dengan menanyakan keluhan
R/
mengetahui keluhan Px
2.
Kaji kemampuan Px dalam melakukan
aktivitas
R/
mengetahui sejauh mana kemampuan aktivitas Px untuk menentukan tindakan
selanjutnya
3.
Libatkan keluarga agar memotifasi Px untuk mau mobilisasi dini
R/
keterlibatan, membuat Px lebih koperatif
4.
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya
R/ agar
kebutuhan klien terpenuhi
5.
Kolaborasi rehab medik
R/ Untuk
mempercepat kepulihan otot pasien dengan
latihan yang benar
Dx III : Resiko defisit Volume cairan
b/d penurunan Intake cairan
1.
BHSP
R/ agar
Px mengutarakan keluhanya dengan baik
2.
Obs TTV
R/
mengetahui keadaan Px
3.
Pantau intake dan out put pasien
R/
memenuhi kebutuhan cairan pada pasien
4.
Pertahankan pemberian Intravena (infus)
R/
memenuhi kebutuhan cairan Px
5.
Berkolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi
R/
Memperbaiki kondisi Px mempercepat penyembuhan
DAFTAR
PUSTAKA
1. Dongoes
, Matlin. 2000. Rencana Keperawatan Maternal.
Jakarta : EGC
2. Muscary,
Macy, 2005 Ilmu Kesehatan Jakarta : Info medika
3. Mansoer
Arif dkk, 2000 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aeswloras
Fkui
FORMAT
PENGKAJIAN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
NO. MR : 655094
DATA IDENTITAS SOSIAL
PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
|
Sex
|
Umur /Tgl lahir
|
|
Ny.K
|
|
P
|
58 th
|
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
|
|||
No. KTP/SIM
Jln/Dsn : -
Kel/Desa :Watulimo
Kec. : Watulimo
Kodya/Kab :Trenggalek
|
|||
Agama
|
Suku
|
Bangsa
|
Kasus Polisi
|
Islam
|
Jawa
|
Indonesia
|
-
|
Status Perkawinan
|
Jenis Pembayaran
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Kawin
|
Umum
|
SMA
|
Wiraswasta
|
Cara Datang
|
Transportasi ke IRD
|
Komunikasi
|
|
Di bawa oleh keluarga
|
|
-
|
-
|
Kejadian tgl : 4-11-2013 Jam : 08.00 WIB Di Rumah
|
|||
Datang di IRD tgl : Jam :
10.00
WIB
5-11-2013
|
|||
Keadaan Pra Hospitalisasi :
GCS :
4-4-6 Tensi 140/90
mmHg , Nadi : 97 x/mnt
Pernafasan : 25x/mnt,
Suhu : 37,5 °C
Tindakan Pra Hospital :
RJP Infus √ Bebat ETT
Penjahitan
Trakeostomi NGT Bidai Pipa oro/naso
O2 Obat √ Kateter √ Suetion Pharingial
Dll…………….
Urine
|
|||
TRIAGE : Jam 10.00 WIB
oleh perawat
Keluhan Utama
(Subyektif)
Px mengatakan tidak bisa BAK dan sesak (+), Pusing (+)
Odem (+)
|
S.ax : 37,5 °C
|
N : 97x/mnt
T : 140/90mmHg
|
|
P : 25 x/mnt
|
(Pediatri)
BB : ………………..Kg
|
||
Riwayat Penyakit :
-
DM
-
PJK - Dll
-
Asma - Tidak ada
|
|||
Riwayat Alergi : Ya Tidak √ Lain -
lain
|
Kategori Triage :
P1 P2 P3 PO
|
||
Keadaan Umum ; (Obyektif) :
Baik
Sedang √ Buruk
|
|||
-
|
Pernafasan : (B)
Gerak dada
Simetris √ Asunetris
Pernafasan : (B)
-
Normal
-
Retractive
-
Kusmaul
-
Dangkal
-
Trachypnoe
|
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : 97x./mnt
N.Radial : -
Kulit Muskulo :
-
Normal
-
Jaundice
-
Cyanosis
-
Pucat
-
Berkeringat
-
Akral…………..
|
GCS :
R.Mata .4
R.Verval : 4
R.Motorik : 6
Total : 14√
|
Pemeriksaan Fisik
(Assasment)
Keterangan
-
k/u lemah
-
Tangan dan kaki terlihat Oedem dan ada luka pada kedua
kaki
-
Sesak (+)
|
||
Jam : 23.00
|
Pemeriksaan : Lab / Foto /
ECG / Lain – lain
Lab : DL, kimia
|
|
Diagnosa : Sepsis
|
||
Jam
23.30
|
Terapi / Tindakan / Konsul
-
Easprimer :
pz :2:1
-
Meropemen : 2x1
-
Lesichol : 1x600
-
OMZ : 2x1
-
Drip voscon
0,4/kgBB/menit
|
Jawaban / catatan
|
Jam keluar IRD :
………………………………………..
|
||
Tindakan Lanjut
KRS MRS √
PP D Operasi Pindah ke bag √
Lain – lain ……….
|
||
Tanggal : 5-11-2013
Nama Perawat :
|
Tanda Tangan
|
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. K
Umur : 58 thn
No. Register : 655094
KELOMPOK
DATA
|
MASALAH
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
Ds : -
Do : - K/u
lemah, odem
Kaki dan tangan
- Sesak (+)
- O2 Nasal 3 Lt
-
Infus(+) Vascon
Sering
- Px gelisah dan
terpasang kateter
- Terdapat luka pada kaki
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
GCS : 4-4-6
Ds : -
Do : - k/u lemah oedem kaki dan
Tangan
- Sesak (+)
- GCS : 4-4-6
- Px bedrest
- Infus (+), kateter (+)
- Kaki terdapat luka
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
Kekuatan otot : 4
4
4 4
|
Bakteri dalam tubuh /pembu-
Luh darah
Perubahan sirkulasi
Suplai O2 ke jaringan
Gangguan perfusi jaringan
Perifer
Bakteri dalam pembuluh darah
SSP
Kelemahan otot
Intoleransi aktivitas
|
Gangguan perfusi jaringan perifer
Intoleransi aktivitas
|
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. K
Umur : 58 thn
No. Register : 655094
NO
|
TANGGAL MUNCUL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TANGGAL TERATASI
|
TTD
|
1.
2.
|
5-11-2013
|
Gangguan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai O2 ke
jaringan di tandai dengan :
Ds : -
Do : : -
K/u lemah, odem
Kaki dan tangan
-
Sesak (+)
- O2
Nasal 3 Lt
-
Infus(+) Vascon
Sering
- Px
gelisah dan
terpasang kateter
-
Terdapat luka pada kaki
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
GCS : 4-4-6
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot di tandai dengan :
Ds : -
Do: - k/u lemah oedem kaki dan
Tangan
- Sesak (+)
- GCS : 4-4-6
- Px bedrest
- Infus (+), kateter (+)
- Kaki terdapat luka
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
Kekuatan otot : 4
4
4 4
|
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien :
Ny. K
Umur :58 thn
No.
Register : 655094
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
KRITERIA STANDART
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
TANDA TANGAN
|
1.
2.
|
Gangguan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai O2 ke
jaringan di tandai dengan :
Ds :
Do : : -
K/u lemah, odem
Kaki dan tangan
- Sesak (+)
- O2 Nasal 3 Lt
- Infus(+) Vascon
Sering
- Px gelisah dan
terpasang
kateter
- Terdapat luka pada kaki
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
GCS
: 4-4-6
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot di tandai dengan :
Ds :
Do: - k/u lemah oedem kaki dan
Tangan
- Sesak (+)
- GCS : 4-4-6
- Px bedrest
- Infus (+), kateter (+)
- Kaki terdapat luka
TTV: TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
Kekuatan otot : 4
4
4 4
|
Jangka pendek :
Setelah di
lakukan perawatan selama 1X24 jam di harapkan suplai O2 tercukupi,
sesak berkurang.
Jangka panjang
:
Setelah di
lakukan perawatan 2X24 jam di harapkan suplai O2 terpenuhi, sesak
(-)
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan masalah teratasi
|
- Keadaan umum
baik
- TTV dalam
batas
normal
- Sesak (-)
- Tidak
terpasang O2
Nasal
- Odem berkurang
- Keadaan umum baik
- TTV dalam
batas
normal
- Sesak (-)
- Px dapat
memenuhi
Kebutuhan secara
mandiri
|
1.
BHSP
2.
Obs.TTV
3.
Pertahankan
pemberian O2 bagi Px
4.
Kaji
tanda-tanda sianosis
5.
Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian :
Easprimer :
pz :2:1
Meropemen : 2X1
Lesichol : 1X600
OMZ : 2X1
DHP voscon
0,4/kgBB/menit
Posisi : semi fowler
|
1.
Menjalin
hubungan terapiutikdan menanyakan keluhan
2.
Untuk
mengetahui k/u dan perkembangan Px
3.
Memenuhi
kebutuhan suplai O2 bagi Px
4.
Mengetahui
tanda-tanda perfusi jaringan
5.
Memperbaiki
keadaan Px dan memberi rasa nyaman.
1.
Agara
Px mengutarakan keluhanya
2.
Mengetahi
sejauh mana Px mampu melakukan aktivitas
3.
Mengetahui
keadaan umum
4.
Mencegah
kekakuan otot dan luka di kubitus
5.
Memberikan
terapi yang tepat mempercepat dalam kebaikan keadaan Px
6.
Agar
kebutuhan Px terpenuhi
|
|
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Pasien : Ny.K Umur
: 58 thn No. Register : 655094 Kasus : Sepsis
NO
|
NO. DX
|
TANGGAL/
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TANDA TANGAN
|
TANGGAL/
JAM
|
E V A L U A S I
|
TANDA TANGAN
|
1.
2.
|
|
05-11-2013
22.00
23.30
23.55
01.00
05-11-2013
|
1.
BHSP,
Menyapa Px
2.
Obs.
TTV
TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
3. Memberikan terapi dari Dokter :
Easprimer :
pz :2:1
Meropemen : 2X1
Lesichol : 1X600
OMZ : 2X1
Drip voscon
0,4/kgBB/menit
4.
Memberikan
Posisi semi fowler, Memberikan terapi O2 nasal 3 Lt
5.
Obs.TTV
6.
Operan
shift
1.
BHSP,
Menyapa Px
2.
Obs.TTV
:
TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
3.
Membantu
Miring kanan/ miring kiri Px
4.
Memberikan
posisi yang nyaman bagi Px
5.
Memberikan
terapi
6.
Obs.TTV
7.
Operan
|
|
05-11-2013
05-11-2013
|
S : -
O : - k/u lemah, odem tangan dan kaki
-
Sesak
(+), Infus (+)
-
O2
Nasal 3 Lt
-
Px
gelisah
-
Posisi
semi fowler
TTV : TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Posisi: Semi fouler
GCS : 4-4-6
A : Penurunan Perfusi jaringan perifer
P : Rencana di lanjutkan (1-6)
S : -
O : - k/u lemah
-
GCS : 4-4-6
-
Px Beadrest
-
Infus (+)
-
kaki Bengkak dan tangan
-
terdapat luka pada kaki
- TTV :
TD :140/90 mmHg
N : 97X/ menit
S : 37,5 oC
RR :25X/menit
Kekuatan otot : 4
4
4 4
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana di lanjutkan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar