Kamis, 20 Maret 2014

lp & askep DC (Sri W.)



LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS DECOMPENSASI CORDIS
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG


A.    Definisi
Decompensasi Cordis adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal. (Mansjoer,Arif. 2001)
Decompensasi Cordis adalah keadaan patofisiologis dimana pompa jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolism jaringan. (Price, Sylvia. 1994)
Decompensasi Cordis adalah kondisi patofisiologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa dengan kecepatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism jaringan atau dimana jantung hanya bisa melakukannya dengan volume diastolic yang sangat tinggi. (Syamsudin. 2001)
Decompensasi Jantung adalah ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan kebutuhan oksigen jaringan. (Doengoes,M. 1997)

B.     Etiologi
Mekanisme fisiologi yang menyebabkan timbulnya decompensasi cordis adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan beban awal yaitu, regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau kardiomiopati.
Faktor lain dapat menyebabkan jantung gagal memompa adalah gangguan pengisian ventrikel (stenosis katub antrioventrikuler), gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikorditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalam sintesis atau fungsi protein kontraktil. (Price, Sylvia. 1994)
Kegagalan jantung dikategorikan kepada 3 penyebab :
·         Stroke Volume
·         Kontraksi Cardiac
·         Pre Load dan After Load
Dua factor penyebab atau pencetus Decompensasi Cordis adalah :
1.      Faktor Interna
a.       Disfungsi Katub : Ventrikuler Septum Defect (VSD), Atrial Septum Defect (ASD), Stenosis
b.      Disritmia
c.       Kerusakan Miokard
d.      Infeksi
2.      Faktor Eksterna
a.       Hipertensi Renal
b.      Hipertiroid
c.       Anemia Kronis
Macam Decompensasi Cordis ada 2, yaitu :
1.      Decompensasi Cordis Dextra
2.      Decompensasi Cordis Sinistra

C.    Manifestasi Klinis
            Tanda dan Gejala ditemukan pada Decompensasi Cordis secara umum antara lain sebagai berikut :
1.      Decompensasi Cordis Dextra :
·         Perut Kembung, Oedem
·         Nausea, Anorexia
·         Ascites
·         Tekanan Vena Jugularis meningkat
·         Hipertropi Jantung Sinistra
·         Gallop Ventrikel dextra dan Atrium dextra
2.      Decompensasi Cordis Sinistra :
·         Lemas
·         Berdebar-debar
·         Sesak nafas
·         Orthopnea
·         Pembesaran jantung
·         Volume darah menurun
·         Keringat dingin
·         Takikardi
·         Kongesti Vena Pulmonalis
·         Ronchi basah dan Weezing
·         Gallop BJ II dan BJ IV
·         Cheyne Stokes



D.    Patofisiologi





















 















Tekanan hidrostatik dan osmotic menurun
 
Pemendekan miokard
 
                       








Ansietas
 





 
Vasokonstriksi dinamik
 
                                                                                                                                                           












 




Kelebihan Volume Cairan
 
Urine output menurun, volume meningkat, tekanan hidrostatik meningkat
 
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan O2
 
Penurunan suplai O2 ke miokard
 
                                                                                             













E.     Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada Decompensasi Cordis adalah sebagai berikut :
a.       Aritmia : mengalami peningkatan katekolamin dan iskemik
b.      Angina dan infark miokard
c.       Peningkatan kerja otot jantung yang iskemik atau akibat dari penurunan perfusi arteri koroner akibat penurunan tekanan sistemik
d.      Shock : penurunan curah jantung
e.       Renal Failure


F.     Penatalaksanaan

Pada dasarnya pengobatan penyakit Decompensasi Cordis adalah sebagai berikut  :
1.      Pemenuhan kebutuhan oksigen
a.       pengobatan faktor pencetus
b.       istirahat
2.      Perbaikan suplai oksigen /mengurangi kongesti
a.       pengobatan dengan oksigen
b.      pengaturan posisi pasien demi kelancaran nafas
c.       peningkatan kontraktilitas myocrdial (obat-obatan inotropis positif)
d.      penurunan pre load (penyumbatan sodium, diuretik, obat-obatan, dilatasi vena)
e.       penurunan after load (obat-obatan dilatasi arteri, obat dilatasi arteri vena, inhibitor ACE)

G.    Pemeriksaan Penunjang
      Pemeriksaan foto toraks dapat mengarah ke kardiomegali, corakan vaskuler paru menggambarkan kranialisasi, garis Kerley A/B, ifiltrat prekordial kedua paru, dan efusi pleura. Fungsi elektrokardiografi (EKG) untuk melihat penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia. Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan Hb, elektrolit, ekokardiografi, angiografi, fugsi ginjal, dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi.

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

a.       Gangguan pemenuhan O2 berhubungan dengan terganggunya fungsi alveoli oleh akumulasi cairan
b.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak adekuatnya aliran ke jantung dan otak
c.       Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan hambatan tumbang
d.      Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme miokardium
e.       Kelebihan volume cairan berhubungan dengan vasokonstriksi sistemis


I.       INTERVENSI
Diagnosa I : Gangguan pemenuhan O2 berhubungan dengan terganggunya fungsi alveoli oleh akumulasi cairan
1.      BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.      Ciptakan lingkungan yang tenanng dan kurangi pengunjung
R/ Mengurangi perebutan O2 dalam ruang perawatan
3.      Beri posisi semi fowler
R/ Memungkinkan ekspansi paru yang maximal
4.      Kaji pernafasan
R/ Untuk mengkaji pernafasan pasien
5.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi diuretic
R/ Untuk mengurangi akumulasi cairan dalam tubuh
6.      Kolaborasi pemberian O2  dengan tim medis
R/ Memenuhi kebutuhan O2
7.      Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit rendah garam
R/ Garam dapat mengikat cairan

Diagnosa II : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak adekuatnya aliran O2 ke jantung dan otak
1.      BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.      Auskultasi TD
R/ Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel
3.      Kaji warna kulit, suhu sianosis, nadi perifer, dan diaphoresis ventrikel
R/ Mengetahui derajat hipoksemia peningkatan tahanan perifer
4.      Kaji kwalitas peristaltic
R/ Ada atau tidaknya tanda kongesti pada hepar
5.      Pantau out put urine
R/  Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya produksi urine
6.      Catat mur mur
R/ Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung
      7.   Pantau frekwensi jantungdan irama
            R/ Perubahan frekwensi jantung dan irama menunjukkan
8.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat-obat jantung
R/ Memperbaiki kerja jantung



            Diagnosa III : Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan hambatan tumbang
1.      BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.      Kaji tanda-tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan
R/ Agar tingkat kecemasan dapat berkembang ke panic yang dapat merangsang respon simpatik dengan melepaskan katekolamin sehingga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan jantung akan O2
3.      Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya
R/ Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan 
4.      Kolaborasi dengan tim medis dalam tindakan infasif
R/ Untuk mempercepat penyembuhan

            Diagnosa IV : Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme miokardium
1.      BHSP
R/  Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.      Menjelaskan kepada pasien tentang keadaanya
R/ Agar pasien tau keadaan saat ini
3.      Kaji tingkat nyeri
R/ Untuk mengetahui perkembangan nyeri saat ini
4.      Ajarkan teknnik distraksi dan relaksasi
R/ Agar pasien lebih nyaman dan nyeri berkurang
5.      Kolaborasi dengan tim medis
R/ Untk mempercepat penyembuhan
6.      Batasi aktivitas pasien
R/ Mengurangi laju metabolisme atau kerja jantung
Diagnosa V : Kelebihan volume berhubungan dengan vasokonstriksi sistemik
1.      BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.      Kaji adanya oedema ekstremitas
R/ Dugaan adanya Decompensasi codis / kelebihan volume cairan
3.      Kaji tekanan daran
R/ Untuk mengetahui jumlah cairan yang dapat meningkatkan beban jantung
4.      Kaji distensi vena jugularis
R/ Untuk mengetahui peningkatan cairan yang dapat membebani fungsi ventrikel kanan
5.      Kaji intake dan output nya
R/ Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan fungsi ginjal, retensi air, dan penurunan output urine
6.      Timbang berat badan
R/ Perubahan berat badan yang tiba-tiba menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
7.      Beri posisi yang membantu drainase ekstremitas, latihan gerak pasif
R/ Meningkatkan aliran balik vena dan mendorong berkurangnya oedema perifer
8.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi diuretic
R/ Untuk mempercepat proses penyembuhan
9.      Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit rendah garam
R/ Garam dapat mengikat cairan

J.      DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. 1997. Nursing Care Plans, Edisi III. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Sekekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius
Syamsudin. 2011. Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta : Salemba Medika
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Volume II. Jakarta : EGC


STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung                                    
FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                                                 DI INSTALASI GAWAT DARURAT
396251
 
                                                                                                           
 NO. MR :  
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir

Ny. X



Perempuan

56 Tahun
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM               :  35041 37108 95000 1
Jln/Dsn                        :  Panjerejo
Kel/Desa                      :  Panjerejo
Kec.                 :  Rejotangan
Kodya/Kab.     :  Tulungagung

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi

Islam


Jawa

Indonesia

-
Status Perkawinan
Jenis Pembayaran
Pendidikan
Pekerjaan

Kawin


Jamkesmas

SD

Ibu Rumah Tangga
Cara Datang
Transportasi ke IRD
Komunikasi

Dibawa oleh keluarga



Menggunakan mobil

Verbal
Kejadian tgl :  1 Maret 2014                 Jam :     11.30    WIB                           Di  Rumah  Ny. S

Datang di IRD tgl :  1 Maret 2014         Jam :     12.30       WIB

Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS : 4-5-6  ,  Tensi  100/60 mmHg  ,  Nadi : 85 x/mnt
Pernafasan  : 25 x/mnt, Suhu  36,3  °C
Tindakan Pra Hospital :

RJP                           Infus          Ö                 Bebat                                 ETT                                    Penjahitan
Trakeostomi              NGT                            Bidai                                  Pipa oro/naso
O2        Ö                     Obat       Ö                 Kateter                               Suetion                               Pharingial
Dll…………….                                           Urine

TRIAGE : Jam 12.30 WIB oleh perawat
Keluhan Utama
(Subyektif) :
Pasien mengatakan sesak pada dada, jika batuk disertai juga dengan nyeri dada
S.ax  :  36,3 °C
S.rec : ……-……… °C
N :  85 x/mnt
T :  100/60 mmHg

P : 25 x/mnt
(Pediatri)
BB :  58 Kg

Riwayat Penyakit :
-          DM
-          PJK  Ö                  - Dll
-          Asma                   - Tidak ada           
Riwayat Alergi :       Ya         Tidak Ö        Lain - lain
Kategori Triage :
P1                P2                P3                PO

Keadaan Umum ; (Obyektif) : Baik                            Sedang                                 Buruk  Ö

Pasien mengatakan sesak saat bernafas, jika batuk disertai juga dengan nyeri dada. Dengan skala nyeri 7. Keluar keringat dingin, dan pasien tampak menyeringai kesakitan.
Pernafasan : (B)
Gerak  dada
Simetris  Ö  Asunetris
Pernafasan : (B)
-          Normal
-          Retractive
-          Kusmaul
-          Dangkal Ö
-          Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis :  85 x/mnt
N.Radial  :  85 x/mnt
Kulit Muskulo :
-          Normal
-          Jaundice
-          Cyanosis
-          Pucat Ö
-          Berkeringat  Ö
-          Akral ( dingin )
GCS :

R.Mata      :  4
R.Verval   :  5
R.Motorik :  6


Total       :   15


Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                         Keterangan

  1. Pemeriksaan kepala dan leher
1.      Kepala dan rambut
Bentuk kepala : oval, bentuk ubun-ubun : datar
Penyebaran rambut : merata, bau rambut : agak bau, warna rambut : hitam bercampur putih
2.      Wajah
Warna kulit : kuning (pucat), struktur wajah : simetris
3.      Mata
Kelengkapan mata dan kesimetrisan : lengkap dan simetris, kelopak mata : tidak ada oedema, konjungtiva : pucat, sclera : putih, pupil : isokor, kornea : jernih, iris : hitam
4.      Hidung
Tulang hidung : simetris, lubang hidung : agak kotor, cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung.
5.      Mulut dan farinx
Keadaan bibir : kering, keadaan guzi dan gigi : sedikit kotor, keadaan lidah : sedikit keruh, orofaring : tidak ada peradangan.
6.      Leher
Posisi trachea: simetris, tiroid : tidak ada pembesaran, suara: terdengar serak, kelenjar lympe: tidak ada perbesaran, vena jugularis : teraba, denyut nada karotis : teraba
  1. Pemeriksaan integumen
Kebersihan : bersih, kehangatan : dingin, warna : sawo matang, turgor kulit : elastis, terkstur: kenyal, kelembaban : cukup lembab, kelainan pada kulit : tidak ada, akral: dingin
  1. Pemeriksaan payudara
Uk. Payudara : datar  kecil, warna payudara : kuning, kelainanan pada payudara : tidak ada kelainan, aeorola : coklat
  1. Pemeriksaan thorax
a.       Inspeksi thorax
Bentuk : simetris, frekuensi pernafasan : 25 x/mnt, irama : ireguler, tanda-tanda kesulitan nafas: ada, pernafasan dangkal dan cepat
b.      Pemeriksaan paru-paru
Vocal fermitus : tidak terkaji, perkusi : sonor, auskultasi : suara nafas (vesikuler), suara ucapan (sedikit serak), suara tambahan (ronchi)
c.       Pemeriksaan jantung
Inspeksi dan palpasi : ICS V mid clavicula sinistra, perkusi (basis : ICS II linea sternalis dextra, apex : ICS V mid clavicula sinistra)
Auslkultasi : BJ I LUP (ICS IV linea sternalis sinistra, ICS V linea axilla anterior sinistra), BJ II DUP (ICS II linea sternalis dextra, ICS II linea sternalis sinistra).
Bunyi jantung tambahan : tidak ada, bising/murmur : tidak ada, frekuensi denyut jantung : 80 x/mnt.
d.      Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Bentuk abdomen : buncit, benjolan/massa : tidak ada benjolan atau massa, bayangan pembuluh darah : tidak ada
Auskultasi
Peristaltik Usus : 6 x/menit, Bunyi Jantung Anak : tidak ada
Palpasi
Tanda- tanda nyeri tekan : tidak ada, tanda- tanda acites : tidak ada, hepar : tidak ada hepatomegali
Perkusi
Suara abdomen : hypertimpani, pemeriksaan acites : tidak ada acites
e.       Pemeriksan kelamin dan daerah sekitarnya
Genetalia : tidak ada kelainan, anus dan perineum : tidak ada kelainan
f.       Pemeriksaan musculoskeletal
Kesimetrisan otot : simetris (tidak ada oedema), tonus otot (5-5-5-5), tidak ada kelainan pada extremitas
g.       Pemeriksaan neurologis
GCS : 4-5-6, tanda rangsangan otak : tidak ada kaku kuduk, fungsi motorik dan sensorik : tidak ada gangguan, reflek patologis + (tidak ada gangguan), reflek fisiologis – (tidak ada gangguan)

Jam :

12.45

13.00
Pemeriksaan : Lab / Foto / ECG / Lain – lain

  1. EKG : ST elevasi lead II,III dan aVf  inferior

  1. Hasil laboraturium ( DL)
-          WBC 14,3 ( 10 ^3/ul )  4,0 – 10,0
-          HGB  4,8   ( g/dl )   11,0 – 16,5
-          LYMPH# 6,46  1- 3,7
(yang saya tulis hanya yang kelainan saja)

Diagnosa :  Decompensasi Cordis
Jam

13.15
Terapi / Tindakan / Konsul

       Infus RL 10 tts/mnt
O2 kanul 4 L/mnt
Furosemid 3 x 1
Spirola  25 – 0 – 0
Simac  20 – 0 – 0
Valsatron  0 – 0 – 1
Jawaban / catatan










Jam keluar IRD :  13.45

Tindakan Lanjut
KRS              MRS   Ö             PP               D                Operasi             Pindah ke bag : IRNA BOUGENVIL
Lain – lain

Tanggal  :  1 Maret 2014

Nama Perawat  :   Sri Wahyuni









Tanda Tangan




 





                                    

 

ANALISA DATA


Nama Pasien               :           Ny. X
Umur                           :           56 Tahun
No. Register                :           396251


KELOMPOK DATA


MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB

Ds :
Pasien mengatakan sesak nafas
Do :
- k/u lemah
- tampak kesulitan bernafas
- wajah pucat
- konjunctiva pucat
- terpasang O2 kanul 4 L/menit
- TTV :        
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit



Ds :
Pasien mengatakan nyeri pada dada
Do :
- k/u lemah
- tampak menahan rasa nyeri
- skala nyeri 7
- terpasang cairan infuse RL 10 tetes/menit
- TTV :
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit









Gagal jantung

¯
Pengisian pulmonalis menurun

¯
Tekanan hidrostatik dan osmotic menurun

¯
Perembesan cairan ke alveoli

¯
Tidak adekuat aliran daran

¯
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2




Gagal jantung

¯
Hipertrofi dan dilatasi ventrikel

¯
Pemendekan miokard dan isi LV menurun

¯
Penurunan suplai O2 ke miokard

¯
Peningkatan hipoksia miokardium

¯
Perubahan metabolisme miokard

¯
Nyeri







Gangguan pemenuhan kebutuhan O2


















Nyeri


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien   :           Ny. X
Umur               :           56 Tahun
No. Register    :           396251


NO

TANGGAL MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL TERATASI
TTD

1.





















2.

























1 Maret 2014





















1 Maret 2014

Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan tidak adekuatnya aliran darah. Ditandai dengan :
Ds :
Pasien mengatakan sesak nafas
Do :
- k/u lemah
- tampak kesulitan bernafas
- wajah pucat
- konjunctiva pucat
- terpasang O2 kanul 4 L/menit
- TTV :        
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit


Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolism miokardium. Ditandai dengan :
Ds :
Pasien mengatakan nyeri pada dada
Do :
- k/u lemah
- tampak menahan rasa nyeri
- skala nyeri 7
- terpasang cairan infuse RL 10 tetes/menit
- TTV :
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit




Belum teratasi





















Belum teratasi

Sri Wahyuni





















Sri Wahyuni

 




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien                :           Ny. X
Umur                           :           56 Tahun
No. Register                :           396251

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TANDA TANGAN

1.

Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan tidak adekuatnya aliran darah. Ditandai dengan :
Ds :
Pasien mengatakan sesak nafas
Do :
- k/u lemah
- tampak kesulitan bernafas
- wajah pucat
- konjunctiva pucat
- terpasang O2 kanul 4 L/menit
- TTV :        
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit



Jangka pendek : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam sesak berkurang

Jangka panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam sesak hilang

1.      k/u Baik
2.      Pasien tidak sesak
3.      Irama nafas dalam rentang Normal (16-20 x/menit)
4.      Oksigenasi (-)
5.      Akral hangat
6.      Tidak berkeringat dingin


1.      BHSP




2.      Ciptakan lingkungan yang nyaman


3.      Beri posisi semi fowler


4.      Kaji pernafasan dan pasang oksigen


5.      Kolaborasi dengan tim medis dan pemberian terapi


1.      Menjalin hubungan dan terapeutik antara perawat dengan pasien

2.      Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien

3.      Memungkinkan ekspansi paru yang maximal

4.      Memenuhi kebutuhan O2 pasien

5.      Membantu mempercepat proses penyembuhan


Sri Wahyuni



























NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TANDA TANGAN

2.

Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolism miokardium. Ditandai dengan :
Ds :
Pasien mengatakan nyeri pada dada
Do :
- k/u lemah
- tampak menahan rasa nyeri
- skala nyeri 7
- terpasang cairan infuse RL 10 tetes/menit
- TTV :
   T/D = 100/60 mmHg
   S = 36,3 0C
   N = 85 x/menit
   RR = 25 x/menit



Jangka pendek : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nyeri berkurang

Jangka panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam nyeri hilang

1.      k/u Baik
2.      Pasien tidak merasakan nyeri
3.      Skala nyeri berkurang skala 1


1.      BHSP




2.      Kaji tingkat rasa nyeri klien secara keseluruhan





3.      Anjurkan klien untuk melapor pada saat merasa nyeri




4.      Support klien untuk mengungkapkan perasaan







5.      Ajarkan pasien teknik distraksi relaksasi






6.      Kolaborasi dengan tim medis dan pemberian terapi


1.      Menjalin hubungan dan terapeutik antara perawat dengan pasien

2.      Untuk mendapatkan kontrol rasa nyeri yang meliputi lokasi, intensitas timbulnya, persepsi klien, terhadap nyeri

3.      Nyeri adalah individual sehingga
apa yang dirasakan klien merupakan informasi yang penting.

4.      Adanya orang dekat klien yang mau mendengarkan keluhannya , akan membantu menurunkan kecemasan dan rasa takut


5.      Dengan latihan nafas dalam maka suplai O²  kejaringan yang nyeri meningkat sehingga
mengurangi rasa nyeri

6.      Untuk mempermudah proses penyembuhan




Sri Wahyuni




























                        TINDAKAN KEPERAWATAN                                                                               CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Pasien   :           Ny. X                Umur             :           56        Tahun                          No. Register    :            396251                        Kasus  :          Decompensasi Cordis

NO


NO. DX
TANGGAL/
JAM

IMPLEMENTASI
TANDA TANGAN
TANGGAL/
JAM

E V A L U A S I
TANDA TANGAN

1.

























I

1 Maret 2014

12.30


12.40





12.45




12.50



1.      BHSP (menanyakan identiras pasien kepada pasien dan keluarga pasien)

2. 0bservasi TTV :
  1. TD : 100/60 mmHg
  2. N : 85 x/menit
  3. S : 36,3 0C
  4. RR : 25 x/menit

3. Memberikan oksigen nasal 4l/tpm
4. Memberikan posisi semi fowler
5. Memberikan lingkungan yang nyaman pada pasien

6. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi :
  • Infus RL 10 tts/mnt
  • O2 kanul 4 L/mnt
  • Furosemid 3 x 1
  • Spirola  25 – 0 – 0
  • Simac  20 – 0 – 0
  • Valsatron  0 – 0 – 1
     



Sri Wahyuni

1 Maret 2014

14.00



S          :
Pasien mengatakan masih sesak saat bernafas

O         :
ü  k/u lemah
ü  terpasang oksigen nasal 4 lpm
ü  akral dingin
ü  keluar keringat dingin

A         :
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 (Masalah belum teratasi)

P          :
ü  Renpra dilanjutkan di Irna Bougenville
ü  Pasien pukul 13.45 dipindahkan ke Irna Bougenville




Sri Wahyuni
           


NO


NO. DX
TANGGAL/
JAM

IMPLEMENTASI
TANDA TANGAN
TANGGAL/
JAM

E V A L U A S I
TANDA TANGAN

2.

























II

1 Maret 2014

12.30


12.40





12.45







12.50



1.      BHSP (menanyakan identiras pasien kepada pasien dan keluarga pasien)

2.      0bservasi TTV :
a.       TD : 100/60 mmHg
b.      N : 85 x/menit
c.       S : 36,3 0C
d.      RR : 25 x/menit

3.      Mengkaji kwalitas nyeri dan skala nyeri pasien, skala nyeri : 7
4.      Mengajarkan teknik distraksi nafas dalam
5.      Melibatkan keluarga untuk memberikan kenyaman pada pasien dan agar dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien

6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi :
  • Infus RL 10 tts/mnt
  • O2 kanul 4 L/mnt
  • Furosemid 3 x 1
  • Spirola  25 – 0 – 0
  • Simac  20 – 0 – 0
  • Valsatron  0 – 0 – 1
  



Sri Wahyuni

1 Maret 2014

14.00



S          :
Pasien mengatakan nyeri dadanya sudah agak berkurang

O         :
ü  k/u lemah
ü  skala nyeri : 5
ü  pasien tampak menyeringai kesakitan ketika nyeri
ü  px tampak memegang dada

A         :
Nyeri (Masalah belum teratasi)

P          :
ü  Renpra dilanjutkan di Irna Bougenville
ü  Pasien pukul 13.45 dipindahkan ke Irna Bougenville




Sri Wahyuni

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar