Minggu, 16 Maret 2014

LP DAN ASKEP FRAKTUR FEMUR (RIFANA DWI YUANSYAH)


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN KASUS “FRAKTUR FEMUR”
DI RUANG IGD
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

        I.            Definisi
a.       Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang normal yang terjadi karena adanya tekanan yang besar, dimana tulang tidak dapat menahan tekanan tersebut dan disertai dengan perlukaan jaringan sekitarnya (Brunner dan Suddrat).
b.       Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cedera (Masjoer 2000)
c.       Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bias terjadi akibat trauma langsung  (kecelakaan dll) dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki laki dewasa. Patah pada daerah ini menimbulkan perdarahan yang cukup banyak menyebabkan penderitaan (FKUI,1995 : 543)

     II.            Etiologi
a.       Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan tempat. Bila tekanan kekuatan langsungan, tulang dapat pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak serta kerusakan pada kulit.
b.       Akibat kelelahan atau tekanan.
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang. Hal ini sering terjadi pada atlet, penari atau calon tentara yang berbaris atau berjalan dalam jarak jauh.
c.       Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal bila tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang sangat rapuh.




   III.            Manifestasi Klinis
1.       Nyeri
Terjadi karena adanya spasme otot tekanan dari patahan tulang atu kerusakan jaringan sekitarnya.
2.       Bengkak
Bengkak muncul dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ekstravasi daerah jaringan sekitarnya.
3.       Memar
Terjadi karena adanya ekstravasi jaringan sekitar fraktur.
4.       Spasme otot
Merupakan kontraksi involunter yang terjadi disekitar fraktur.
5.       Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.       
6.       Mobilisasi abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan.
7.       Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi saat tulang digerakkan.
8.       Deformitas
Abnormal posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, dan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.











  IV.            Patofisiologi
Kerusakan fragmen tulang/ cedera jaringan lunak
Pembuluh darah terputus
Perdarahan
luka terbuka
 







mempermudah kuman masuk
                                                                                                           
                                                                                                               
Penggumpalan darah
Resti infeksi
Pengeluaran bradikinin dan berikatan dengan neciceptor

Pergeseran tulang
                          Pengeluaran mediator kimia (histamine)
Reaksi inflamasi

Kerusakan intregitas kulit
 









          
Deformitas
Nyeri
                                                                                                                                                           
           
                       
Keterbatasan mobilisasi fisik

Ekstremitas tidak berfungsi dengan baik
 











     V.            Komplikasi
1.       Malunion (tukang patah sembuh dalam posisi yang tidak semestinya)
2.       Delayed union (proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan nomal)
3.       Non union (tulang yang tidak menyambung kembali)
4.       Terjadi kekakuan sendi
5.       Atrofi otot dan infeksi

  VI.            Pemeriksaan penunjang
1.       Pemeriksaan fotoradiologi
2.       Pemeriksaan darah lengkap
3.       Athography
4.       Lamograph
5.       Bone scanning
6.       MRI

VII.            Penatalaksanaan
Tindakan penanganan fraktur dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi serta usia. Berikut adalah tindakan pertolongan awal pada penderita fraktur :
1.       Kenali cirri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan kuat pasien mengalami fraktur.
2.       Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptic dan bersihkan perdarahan dengan cara dibebeat atau diperban.
3.       Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi semula) tetapi hal ini tidak boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli bedah untuk mengembalikan tulang pada posisi semula.
4.       Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tetap stabil.
5.       Berikan analgetik untuk mengaurangi rasa nyeri pada sekitar perlukaan.
6.       Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post operasi.

    VIII.     Diagnosa
1.       Nyeri
2.       Keterbatasan mobilisasi fisik
3.       Kerusakan intregitas kulit
4.       Resiko tinggi terhadap  infeksi

   IX.            Intervensi
Diagnosa : Nyeri
1.       Pertahankan mobilisasi yang sakit dengan tirah bening
R/ Menghilangkan nyeri dan mencegah terjadinya kesalahan posisi tulang
2.       Tinggikan dan dukung ektremitas yang terkena
R/ Meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan menurunkan nyeri
3.       Evaluasi keluhan nyeri
R/ mengetahui skala nyeri pasien
4.       Dorong klien mendiskusikam masalah sehubungan dengan cedera
R/ Menurunkan ansietas
5.       Beri alternative kenyamanan seperti teknik nafas dalam, sentuhan terapiotik, imajinasi fisualisasi
R/Meningkatkan rasa nyaman pasien
6.       Observasi tanda-tanda vital
R/ Mengetahui perubahan umum pasien
7.       Kolaborasi pemberian analgetic
R/ Menurunkan nyeri pasien
            Diagnosa : Keterbatasan mobilisasi fisik
1.       Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh fraktur/cedera
R/ Mengetahui derajat imobilisasi fisik
2.       Instruksikan pasien untuk bantu latihan rentang gerak pasif aktif
R/  Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang meningkatkan tonus otot,      
mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktor atu atrofi
3.       Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodic
R/   Menurunkan resiko kotraktor flexsi panggul
4.       Bantu atau dorong perawatan diri
R/ Meningkatkan sirkulasi dan peratan diri langsung
5.       Kaji tanda tanda vital pasien
R/ Mengetahui keadaan umum pasien
6.       Kolaborasi dengan fisioterapi
R/ Mempercepat penyembuhan paisen

            Diagnosa : Kerusakan intregitas jaringan
1.       Kaji kerusakan kulit
R/ Mengetahui seberapa parah kerusakan kulit
2.       Massage penonjolan tulang
R/ Menurunkan pada area luka
3.       Penggunaan gips kering dan perawatan kulit
R/ Mencegah penambahan kerusakan kulit
4.       Traksi kulit dan perawatan kulit
R/ mencegah kontaminasi pada luka.

            Diagnosa : Resiko tinggi infeksi
1.     Pantau tanda-tanda vital.
R/mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat.
2.    Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
R/ mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen.
3.    Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
R/ untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.
4.    ika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat terjadinya proses infeksi.
5.      Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
        R/ antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen

     X.            Daftar Pustaka
1.       Barbara, C. B., (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Volume I, EGC:Jakarta
2.       Doenges, dkk, (2005). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. EGC: Jakarta
3.       Mansjoer, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Media Aesculapius: Jakarta
4.       Sjamsuhidajat R., (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC: Jakarta







STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung                                                       FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                                                 DI INSTALASI GAWAT DARURAT
                                                                                                           
 NO. MR :  2233XXX
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir

Age Sandi
Tn.”X

Laki-laki

50 tahun
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM     : -
Jln/Dsn               : Krajan
Kel/Desa            : Jarakan
Kec.                    : Gondang
Kodya/Kab.       : Tulungagung

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi
Islam

Jawa
Indonesia
-
Status Perkawinan
       Jenis Pembayaran
              Pendidikan
Pekerjaan
kawin

askes
sma
guru
Cara Datang
Transportasi ke IRD
Komunikasi
Di bawa dengan mobil pribadi ke IRD RSUD Dr. ISKAK Tulungagung


Menggunakan mobil pribadi
Baik
Kejadian tgl :  20-02-2014          Jam :   14.00    WIB                           Di Desa Karangrejo

Datang di IRD tgl : 20-02-2024  Jam :  15.00      WIB

Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS : 4,5,6     Tensi  140/90 mmHg, Nadi : 88x/mnt
Pernafasan  : 22x/mnt, Suhu : 37°C
Tindakan Pra Hospital :
 Tidak ada                                                                                                               

TRIAGE :  
Keluhan Utama
(Subyektif) : Nyeri pada paha sebelah kiri setelah kecelakaan
S.ax  :   37                 °C
S.rec :    -                   °C
N :        88             x/mnt
T :        140/90  mm/Hg

P : 22 x/mnt

BB : 58  Kg

Riwayat Penyakit :

Tidak ada

Riwayat Alergi :       Ya         Tidak P        Lain - lain
Kategori Triage :
P1    P             P2                P3                PO

Keadaan Umum ; (Obyektif) : Baik                            Sedang                                 Buruk P
-          
Pernafasan : (B)
Gerak  dada
Simetris    Asunetris
Pernafasan : (B)
-         Normal P
-         Retractive
-         Kusmaul
-         Dangkal
-         Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : 88x./mnt
N.Radial  : 88x./mnt
Kulit Muskulo :
-         Normal P
-         Jaundice
-         Cyanosis
-         Pucat
-         Berkeringat
-         Akral
GCS :


R.Mata      : 4
R.Verval   : 5
R.Motorik : 6


Total       : 15


Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                         Keterangan



            5       5

            5       1
 
                                
Jam :

15.15 WIB
16.00 WIB
Pemeriksaan : Lab / Foto / ECG / Lain – lain

Cek darah lengkap
Foto rontgen paha kiri






Diagnosa : Fraktur Femur
Jam

15.15 WIB
15.30 WIB

16.30 WIB

17.00 WIB
Terapi / Tindakan / Konsul

-         Memberi terapi infuse NS 14 TPM
-         Rawat luka, memasang gips, Tirah baring pada 1/3 paha kiri
-         Injeksi Antrain 1 ampul
Injeksi viccilin 1 vial
-         Foto rontgen paha kiri
Jawaban / catatan











Jam keluar IRD : 18.00 WIB
Tindakan Lanjut
KRS     MRS         PP               D                Operasi             Pindah ke bag……..   Lain – lain ……….

Tanggal           : 20-02-2014

Nama Perawat : Rifana Dwi Y.





Tanda Tangan











ANALISA DATA


Nama Pasien                :           Tn.”X
Umur                            :           50 Tahun
No. Register                 :           2233XXX

KELOMPOK DATA


MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB
Ds : Px mengatakan paha sebelah kiri terasa nyeri

Do : k/u lemah, paha kanan terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai
TD : 140/90
S    : 37 °C
N   : 88x/menit
R   : 22/ menit























Keterbatasan mobilisasi fisik
 
Ds : Kaki kiri sakit saat digerakan

Do : k/u lemah, badrest, ada luka di paha sebelah kiri, px kesakitan saat kaki sebelah kiri digerakan, ada patah tulang dibagian 1/3 paha kiri
TD : 140/90 mm/Hg
S    : 37°C
N   : 88x/ menit
R   : 22x/ menit














































Kecelakaan lalu lintas
 








Tekanan dan kekerasan                       langsung dan jaringan sekitarnya
 





































Keterbatasan mobilisasi fisik
 
Ekstremitas tidak berfungsi dengan baik
 
Deformitas
 
Pergeseran tulang
 
Kerusakan fragmen tulang
 
Nyeri























                                                              






DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien    :           Tn.”X
Umur                :           50 tahun
No. Register     :           2233XXX


NO

TANGGAL MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL TERATASI
TTD
1











2


































20-02-2014











20-02-2014
-Nyeri
- Ds : Px mengatakan paha sebelah kiri terasa nyeri

Do : k/u lemah, paha kiri terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai,
TD : 140/90
S    : 37°C
N   : 88x/menit
R   : 22/ menit

-Keterbatasan mobilisasi fisik
- Ds : Kaki kiri sakit saat digerakan

Do : k/u lemah, badrest, ada luka dipaha sebelah kiri, px kesakitan saat kaki sebelah kiri digerakan
TD : 140/90 mm/Hg
S    :  37°C
N   : 88x/ menit
R   : 22x/ menit





Belum teratasi











Belum teratasi







RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien                :           Tn.”X
Umur                            :           50 tahun
No. Register                 :           2233XXX

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TANDA TANGAN
1




























2
Nyeri




b
e.       


















Keterbatasan mobilisasi fisk















a.       














Jangka pendek : Dalam 1x 2 jam px sudah berkurang rasa nyerinya

Jangka panjang : Dalam 1 x 4 jam px berkurang rasa nyerinya




















Jangka pendek : Dalam 1x 2 jam px sudah sudah bias sedikit menggerakan kaki/paha sebelah kanan

Jangka panjang : Dalam 1 x 4 jam px sedikit bias menggerakan kaki/paha sebelah kanan

Px tidak merasa nyeri pada paha sebelah kanan
Ttv dalam batas normal

























Px bisa menngerakan kakinya/paha sebelah kanan
.       Pertahankan imobilisasi yang sakit dg tirah baring, gips, pembalut, traksi



 Tinggikan ekstremitas yang sakit



 Kaji skala nyeri




Ajarkan tehnik ditraksi dan relaksasi



Berikan obat sebelum perawatan aktif




Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan cedera


Dorong partisipasi pada aktivitas terapeiotik


 Pertahan posisi ektremitas yang sakit dan pasang tirah baring, gips dan pembebatan

Jelaskan pantangan dalam melakukan aktivias



Bantu dan dorong pasien dalam perawatan diri
R/ Mencegah terjadi nya pergeseran tulang yang lebih parah



R/Memperlancar sirkulasi aliran darah


R/ tingkat  intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri  

R/ Mengurangi rasa nyeri yang diderita pasien


R/ sebagai penanganan awal mencegah terjadinya luka yang parah, dan mengurangi nyeri

R/ Mengetahui kemampuan mobilisasi pasien

R/  Pasien dapat termotivasi untuk sembuh

R/ Mencegah terjadinya salah posisi fraktur yang lebih parah

R/ Pasien mengerti dan dapat melakukan larangan aktivitas agar tidak terjadi fraktur yang lebih parah

R/ Mencegah terjadi komplikasi karena adanya bakteri atau kuman






                        TINDAKAN KEPERAWATAN                                                                               CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Pasien    : Tn.”X                        Umur                :  50 Tahun                   No. Register     : 2233XXX                    Kasus  :Fraktur femur


NO


NO. DX
TANGGAL/
JAM

IMPLEMENTASI
TANDA TANGAN
TANGGAL/
JAM

E V A L U A S I
TANDA TANGAN
1


























2.


































1


























2
20-02-2014
15.15 WIB

15.30 WIB

15.45 WIB
16.00 WIB


16.30 WIB

16.40 WIB















20-02-2014
15.15 WIB

15.30 WIB

15.45 WIB
16.00 WIB


16.30 WIB

16.40 WIB
17.00 WIB


-         Memasang infus NS &cek darah lengkap
-         Mempertahankan posisi imobilisasi  pasien
-         Membersihkan luka pasien
-         Observasi TTV dan Pasang gips pada paha kiri pasien, dan melakukan pembalutan serta pasang tirah baring
-         Injeksi Antrain 1 ampul (IV)
Injeksi Viccillin 1 vial (IV)
-         Ajarkan pasien teknik distraksi dan nafas dalam u/ mengurangi rasa nyeri















-         Memasang infus NS &cek darah lengkap
-         Mempertahankan posisi imobilisasi  pasien
-         Membersihkan luka pasien
-         Obsevasi TTV dan Pasang gips pada paha kiri pasien, dan melakukan pembalutan serta pasang tirah baring
-         Injeksi Antrain 1 ampul (IV)
Injeksi Viccillin 1 vial (IV)
-         Mengkaji derajat imobilisasi pasien
-         Memberi penjelasan pada pasien untuk meminimalkan aktivitas paha sebelah kiri dan sekitarnya


20-02-2014
20.00 WIB

























20-02-2014
20.00 WIB


S : Pasien mengatakan masih mengeluh nyeri tetapi tidak terlalu hebat pada paha sebelah kirinya.

O : k/u lemah, paha kanan terasa nyeri skala 4, px tampak menyeringai,ada robekan pada paha kanan
TD : 130/80
S    : 36,5 °C
N   : 84x/menit
R   : 21/ menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan di ruang inap












S : Pasien mengatakan masih belum bisa menggerakan paha / kaki sebelah kiri

Pergesean tulang
 
O : k/u lemah, badrest, ada luka dipaha sebelah kiri, px kesakitan saat kaki sebelah kiri digerakan, ada patah tulang dibagian 1/3 paha kanan
TD : 130/80 mm/Hg
S    : 36.5°C
N   : 84x/ menit
R   : 21x/ menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan di ruang inap




           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar