T U G A S
LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
(FORMAT INSTALASI GAWAT DARURAT)
(FORMAT INSTALASI GAWAT DARURAT)
Diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
Kegawatdaruratan I
Dosen Pembimbing :
KUKUH HERU SUBAGYO, SKep Ners
KUKUH HERU SUBAGYO, SKep Ners
Oleh : LILIK YULIATI
NIM : 02 .12.016
PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Jalan Dr. WahidinSudiroHusodo No.1, Telp/Fax : 0355-322738
TULUNGAGUNG 66224
LAPORAN
PENDAHULUAN
PADA
KLIEN DENGAN KASUS DECOMPENSASI CORDIS
DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
A.
PENGERTIAN
Dekompensasi
kordis adalah ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dan kebutuhan oksigen
jaringan(dongoes ,2000)
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi
penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi
pompa jantung ( Tabrani, 1998; Price ,1995).
B.
ETIOLOGI
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya
dekompensasi kordis adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban
akhir atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan
beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir
meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas
miokardium dapat menurun pada infark miokard atau kardiomyopati. Faktor lain
yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai pompa adalah gangguan pengisisan
ventrikel ( stenosis katup atrioventrikuler ), gangguan pada pengisian dan
ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh
penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi
tersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalam sarkomer,
atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil ( Price. Sylvia A, 1995).
Penyebab kegagalan jantung
dikategori kepada tiga penyebab :
- Stroke volume : isi sekuncup
- Kontraksi kardiak
- Preload dan afterload
Meliputi :
1.
Kerusakan
langsung pada jantung (berkurang kemampuan berkontraksi), infark myocarditis,
myocarial fibrosis, aneurysma ventricular
2.
Ventricular
overload terlalu banyak pengisian dari ventricle
·
Overload
tekanan (kebanyakan pengisian akhir : stenosis aorta atau arteri pulmonal,
hipertensi pulmonari
·
Keterbatasan
pengisian sistolik ventricular
·
Pericarditis
konstriktif atau cardomyopati, atau aritmi, kecepatan yang tinggi,tamponade,
mitra; stenosis
·
Ventrucular
overload (kebanyakan preload) regurgitasi dari aourta, defek seftum ventricalar
D. TANDA DAN GEJALA
Dampak dari cardiak output dan kongesti yang terjadi
sisitem vena atau sisitem pulmonal antara lain :
·
Lelah
·
Angina
·
Cemas
·
Oliguri. Penurunan aktifitas GI
·
Kulit dingin dan pucat
·
Tanda dan gejala yang disebakan oleh
kongesti balikdari ventrikel kiri, antaralai :
·
Dyppnea
·
Batuk
·
Orthopea
·
Reles paru
·
Hasil x-ray memperlihatkan kongesti
paru
·
Tanda-tanda dan gejala kongesti
balik ventrikel kanan :
·
Edema perifer
·
Distensi vena leher
·
Hari membesar
·
Peningkatan central venous
pressure (CP
E PATOFISIOLOGI
Ketidakmampuan
mikard untuk berkontraksi
|
Beban
volume melebihi kapasitas
|
Beban
tekanan berlebih
|
Faktor Interna
|
Faktor Interna
|
DECOMPENSASI
CORDIS
|
Hospitalisasi
dan hambatan tumbang
|
Curah
jantung menurun
|
Peningkatan
aktivitas adrenergic dan simpatik
|
Pengisian
pulmonalis menurun
|
Tekanan
hidrostatik dan osmotic menurun
|
Hipertrofi
& dilatasi ventrikel
|
Pemendekan
miokard
|
Vasokonstriksi
dinamik
|
Gangguan Perfusi Jaringan
|
Ansietas
|
Peningkatan
hipoksia miokardium
|
Perubahan
metabolisme miokard
|
Nyeri
|
Pengisian
LV menurun
|
Aliran
≠ adekuat ke jantung dan otak
|
Penurunan
suplai O2 ke miokard
|
Vasokonstriksi
ginjal
|
Urine
output menurun, volume meningkat, tekanan hidrostatik meningkat
|
Kelebihan Volume Cairan
|
Perembesan
cairan ke alveoli
|
Gangguan
pertukaran gas
|
Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan O2
|
E.KOMPLIKASI
Komplikasi dari
decompensatio cordis adalah:
1. Syok kardiogenik.
2. Episode tromboemboli.
3. Efusi dan tamporiade perikardium
1. Syok kardiogenik.
2. Episode tromboemboli.
3. Efusi dan tamporiade perikardium
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Keluhan penderita berdasarkan tanda
dan gejala klinis
2.
Pemeriksaan fisik EKG untuk melihat
ada tidaknya infark myocardial akut, dan guna mengkaji kompensaai sepperti
hipertropi ventrikel
3.
Echocardiografi dapat membantu
evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik pada penyakit jantung kotoner
4.
Film X-ray thorak untuk melihat
adanya kongesti pada paru dan pembesaran jantung
5.
esho-cardiogram, gated pool imaging,
dan kateterisasi arteri polmonal.utuk menyajikan data tentang fungsi jantung
F. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya pengobnatan penyakit decompensasi cordis
adalah sbb:
1
Pemenuhan kebutuhan oksigen
Pengobatan faktor pencetus
Istirahat
2
Perbaikan suplai oksigen /mengurangi
kongesti
Pengobatan dengan oksigen
Pengaturan posisi pasien deni kebcaran nafas
Peningkatan kontraktilitas myocrdial (obat-obatan inotropis positif)
Penurunan preload (pembatan sodium, diuretik, obat-obatan, dilitasi vena)
Penurunan afterload (obat0obatan dilatasi arteri, obat dilatasi arterivena,
inhibitor ACE
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos dada
ü Proyeksi
A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria
pulmonalis.
ü Proyeksi
RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan pembesaran ventrikel
kanan.
2 EKG
Irama sinus atau atrium fibrilasi,
gel. mitral yaitu gelombang P yang melebar serta berpuncak dua serta tanda RVH,
LVH jika lanjut usia cenderung tampak gambaran atrium fibrilasi.
3. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi
Didapatkan gradien tekanan antara
atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi derajat
beratnya hipertensi pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar
curah jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat
dihitung luas katup mitral.
H.DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.Gangguan
pemenuhan O2 berhubungan dengan terganggunya fungsi alveoli oleh
akumulasi cairan
2.Gangguan
perfusi jaringan berhubungan dengan tidak adekuatnya aliran ke jantung dan otak
3.Ansietas
berhubungan dengan hospitalisasi dan hambatan tumbang
4.Nyeri
berhubungan dengan perubahan metabolisme miokardium
5.Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan vasokonstriksi sistemik
I.INTERVENSI
Diagnosa I : Gangguan
pemenuhan O2 berhubungan dengan terganggunya fungsi alveoli oleh
akumulasi cairan
1.
BHSP
R/
Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.
Ciptakan lingkungan
yang tenanng dan kurangi pengunjung
R/
Mengurangi perebutan O2 dalam ruang perawatan
3.
Beri posisi semi fowler
R/
Memungkinkan ekspansi paru yang maximal
4.
Kaji pernafasan
R/
Untuk mengkaji pernafasan pasien
5.
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi diuretic
R/
Untuk mengurangi akumulasi cairan dalam tubuh
6.
Kolaborasi pemberian O2
dengan tim medis
R/
Memenuhi kebutuhan O2
7.
Kolaborasi dengan tim
gizi dalam pemberian diit rendah garam
R/
Garam dapat mengikat cairan
Diagnosa II : Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan tidak adekuatnya aliran O2 ke jantung dan otak
1.
BHSP
R/
Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2.
Auskultasi TD
R/
Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel
3.
Kaji warna kulit, suhu
sianosis, nadi perifer, dan diaphoresis ventrikel
R/
Mengetahui derajat hipoksemia peningkatan tahanan perifer
4.
Kaji kwalitas
peristaltic
R/
Ada atau tidaknya tanda kongesti pada hepar
5.
Pantau out put urine
R/ Penurunan curah jantung mengakibatkan
menurunnya produksi urine
6.
Catat mur mur
R/
Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung
7. Pantau frekwensi jantungdan
irama
R/
Perubahan frekwensi jantung dan irama menunjukkan
8.
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi obat-obat jantung
R/
Memperbaiki kerja jantung
Diagnosa III : Ansietas berhubungan dengan
hospitalisasi dan hambatan tumbang
1.
BHSP
R/
Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
2. Kaji
tanda-tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan
R/
Agar tingkat kecemasan dapat berkembang ke panic yang dapat merangsang respon
simpatik dengan melepaskan katekolamin sehingga mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan jantung akan O2
3. Beri
kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya
R/
Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan
4. Kolaborasi
dengan tim medis dalam tindakan infasif
R/
Untuk mempercepat penyembuhan
Diagnosa
IV : Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme miokardium
1.
BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara perawat
dengan pasien
2.
Menjelaskan kepada
pasien tentang keadaanya
R/
Agar pasien tau keadaan saat ini
3.
Kaji tingkat nyeri
R/
Untuk mengetahui perkembangan nyeri saat ini
4.
Ajarkan teknnik
distraksi dan relaksasi
R/
Agar pasien lebih nyaman dan nyeri berkurang
5.
Kolaborasi dengan tim
medis
R/
Untk mempercepat penyembuhan
6.
Batasi aktivitas pasien
R/
Mengurangi laju metabolisme atau kerja jantung
Diagnosa V : Kelebihan
volume berhubungan dengan vasokonstriksi sistemik
1.
BHSP
R/ Menjalin hubungan terapeutik antara
perawat dengan pasien
2. Kaji
adanya oedema ekstremitas
R/ Dugaan adanya Decompensasi codis /
kelebihan volume cairan
3. Kaji
tekanan daran
R/ Untuk mengetahui jumlah cairan yang
dapat meningkatkan beban jantung
4. Kaji
distensi vena jugularis
R/ Untuk mengetahui peningkatan cairan
yang dapat membebani fungsi ventrikel kanan
5.
Kaji intake dan output
nya
R/
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan fungsi ginjal, retensi air, dan
penurunan output urine
6.
Timbang berat badan
R/
Perubahan berat badan yang tiba-tiba menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
7.
Beri posisi yang
membantu drainase ekstremitas, latihan gerak pasif
R/
Meningkatkan aliran balik vena dan mendorong berkurangnya oedema perifer
8.
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi diuretic
R/
Untuk mempercepat proses penyembuhan
9. Kolaborasi
dengan tim gizi dalam pemberian diit rendah garam
R/
Garam dapat mengikat cairan
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M dkk. 2008. Klien gangguan
kardiovaskuler. Jakarta: EGC
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana
Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Nanda. 2002. Nursing diagnostic definition and classification.philadehelphia:USA
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung FORMAT PENGKAJIAN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
NO. MR : 659299
DATA IDENTITAS SOSIAL
PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
|
Sex
|
Umur /Tgl lahir
|
|
Tn p
|
|
perempuan
|
57 tahun
|
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
|
|||
No. KTP/SIM :
Jln/Dsn : Ngubalan
Kel/Desa :Ngubalan
Kec. :kalidawir
Kodya/Kab. :tulungaggung
|
|||
Agama
|
Suku
|
Bangsa
|
Kasus Polisi
|
Islam
|
Jawa
|
Indonesia
|
_
|
Status Perkawinan
|
Jenis Pembayaran
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Kawin
|
JAMKESMAS
|
SD
|
Wiraswasta
|
Cara Datang
|
Transportasi ke IRD
|
Komunikasi
|
|
Di bawa keluaraga
|
|
Mobil
|
verbal
|
Kejadian tgl : 30-01 -2014 Jam : 12.30 WIB
Di : di rumah
|
|||
Datang di IRD tgl : 30-01-2014 Jam : 13.00 WIB
|
|||
Keadaan Pra Hospitalisasi :
GCS :
4-5-6 Tensi 100/70 mmHg, Nadi : 96 x/mnt kuat dan teratur
Pernafasan : 16 x/mnt,
Suhu 36.5 °C
Tindakan Pra Hospital :
RJP Infus Bebat ETT
Penjahitan
Trakeostomi NGT Bidai Pipa oro/naso
O2 Obat Kateter Suetion Pharingial
Dll…………….
Urine
|
|||
TRIAGE : Jam 13.00WIB oleh perawat
Keluhan Utama (Subyektif)
Pasien mengeluh sesak nafas dan
mengatakan ada pembengkakan di perut
|
S.ax : - °C
S.rec : 36.5°C
|
N : 96 x/mnt
T : 100/70 mmHg
|
|
P : 15 x/mnt
|
(Pediatri)
BB : 54 Kg
|
||
Riwayat Penyakit :
-
DM
-
PJK - Dll
-
Asma - Tidak ada
|
|||
Riwayat
Alergi : Ya Tidak
Lain – lain
|
Kategori Triage :
P1 P2 P3 PO
|
||
Keadaan Umum ; (Obyektif) :
Baik Sedang Buruk
|
|||
-
|
Pernafasan : (B)
Gerak dada
Simetris Asunetris
Pernafasan : (B)
-
Normal
-
Retractive
-
Kusmaul
-
Dangkal
-
Trachypnoe
|
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : -
N.Radial :96 x./mnt
Kulit Muskulo :
-
Normal
-
Jaundice
-
Cyanosis
-
Pucat
-
Berkeringat
-
Akral…………..
|
GCS :
R.Mata :4
R.Verval : 5
R.Motorik : 6
Total : 15
|
PEMERIKSAAN
FISIK(ASSASMENT)
KEPALA DAN RAMBUT
A.
a bentuk kepala ;bulat
B.
b.kulit kepala :bersih
C.
c. penyebaran rambut: merata dan bersih
D.
d.warna :hitam
MATA
a..kelopak mata ;tidak ada odeme
b.konjungtiva ;merah muda
c.pupil ;mengecil bila terkena cahaya
kelengkapan dan kesimetrisan :lengkap dan simetris
HIDUNG
a.Lubang hidung ;simetris
b.Cuping hidung : tidak
pernafasan cuping hidung
TELINGA
a.Bentuk telinga ; simetris
b.Ukuran dan ketegangan : sedang
c.Lubang telinga ;agak kotor
MULUT DAN FARING
a.Keadaan bibir : kering
b.Keadan lidah :agak kotor
LEHER
a.Tiroid: tadak ada pembesaran
b.kalenjer limfe :tidak ada pembesaran
c.vena jugularis ; tidak ada pembesaran
denyut nadi carotis :terba kuat
PEMERIKSAAN NTEGUMENT:
a.kebersihan:
agak kotor
b.warna :sawo
matang
.c.turgor: baik
d.kelembapan:
kering
PEMERIKSAAN PAYUDARA
DAN KETIAK
a..Ukuran dan bentuk payudara :simetris
b.kelaianan pada payudara : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN THORAK DAN
DADA
a.bentuk torak: simetris
b.irama ,frekuensi pernafasan :regular/15x /menit
c.tanda-kesulutan pernafasan : pasien mengalami sesak
nafas
d.alat bantu pernafasan : o2 nasal kanul
PEMERIKSAAN PARU PARU
a.palpasi dan getaran suara : antara paru paru kanan
dan kiri simetris
b.perkusi :sonor
c.auskultasi :suara nafas fesikular
suara ucapan : tidak ada
kelaianan
suara tambahan : tidak ada
PEMERIKSAAN JANTUNG
a.pulsasi : tidak ada
b.ictus cordis :ics 5 midclvikula sinistra
c.batas batas jantung : normal (tidak ada kelainan )
c.auskultasi :bunyi janyung 1: lub
bunyi jantung 2 :dug
bunyi janyung tambahan :tidak ada (rales ,ronchi(-))
ferkuensi denyut jantung :96x/menit
PEMERIKSAAN ABDOMENT
a.bentuk abdoment: ada pembengkakan pada abdoment
b.benjolan ; tidak ada
c.bayangan pembuluh darah : tidak ada
d.auskultasi : peristaltik usus : 6x/menit
e.hepar : tidak teraba
f:lien : tidak teraba
g.titik mc burne :tidak ada nyeri tekan
perkusi ; suara abdoment : timpani
PEMERIKSAAN
MUSKULUSKELETAL
pemeriksaan asites :tidak ada
PEMERIKSAAN KELAMIN DAN
SEKITARNYA
a.kelaianan pada gentalia eksterna dan inguinal : tidak
ada
b.anus dan perinium :lubang anus : tidak ada kelainan
kelaianan
pada anus dan perinium: tidak ada
a.kesimetrisan otot: simetris
pemeriksaan odeme : tidak ada
kelainan pada ektremitas dan kuku : tidak ada
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
a.tingkat kesadaran :4-5-6
b.fungsi motorik ; normal
c:fungsi sensorik : normal
d.reflek fisiologis ; babinski:( positif)
patela kaki
kanan (positif)
.
|
|||||||||||||
|
Pemeriksaan : Lab / Foto /
ECG / Lain – lain
Pemeriksaan labolatorium
|
||||||||||||
Diagnosa : Dekompensasi kordis
|
|||||||||||||
Jam
13.16
|
Terapi / Tindakan / Konsul
Furosemid :40
Spironolacton:100
Digoxin :0.25
|
Jawaban / catatan
|
|||||||||||
Jam keluar IRD : 13.20 ………………………………………..
|
|||||||||||||
Tindakan
Lanjut
KRS MRS PP D Operasi:- Pindah
ke bag Lain – lain ……….
|
|||||||||||||
Tanggal 30-01-2014
Nama Perawat : Lilikyuliati
|
Tanda Tangan
|
||||||||||||
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn p
Umur : 57 tahun
No. Register : 659299
KELOMPOK
DATA
|
MASALAH
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
DDs : px mengatakan ada bengkak di perut
DDo: perut
bengkak
Pasien bedrest
Infus + (RL )
Ttv :
Suhu :36.5
Nadi 96x/menit kuat dan teratur
Tensi :100/70
Ds :px
mengatakan mengalami sesak nafas
Do : Pasien nampak lemah, ,retraksi
intercoste
Tanda-tanda Vital :
Suhu: 36,5C.,
Nadi :96 x/m kuat dan teratur
.,Tensi :100/70 MmHg
, RR: 15 kali permenit.
Infus +
|
Kelebihan cairan
Sesak nafas
|
Aliran ke ginjal, kulit, usus naik
↓
Urin output turun
↓
Retensi natrium dan air
↓
Kelebihan cairan
Tekanan jantung kiri
↓
Sirkulasi ke paru naik
↓
Cairan mencapai bronkhiolus
↓
Edema paru
↓
Sesak napas
|
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien :Tn p
Umur : 57 tahun
No. Register : 659299
NO
|
TANGGAL MUNCUL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TANGGAL TERATASI
|
TTD
|
01
02
|
30-1-2014
30-102014
|
D kelebihan volume cairan b.d retensi natrium dan air sekunder terhadap
penurunan perfusi glumerolus
Ds : px
mengatakan ada bengkak di perut
DDo: perut
bengkak ,sianosis
Pasien bedrest
Infus + (RL )
Ttv :
Suhu :36.5
Nadi 96x/menit kuat dan teratur
Tensi :100/70
Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri,
peningkatan atrium dan kongesti vena.
Ds :px
mengatakan mengalami sesak nafas
Do : Pasien nampak lemah, ,retraksi
intercoste , sesak nafas
Tanda-tanda Vital :
Suhu: 36,5C.,
Nadi :96 x/m kuat dan teratur
.,Tensi :100/70 MmHg
, RR: 15 kali permenit.
Infus +
|
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien :
Tn p
Umur :
57 Thun
No. Register :
659299
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
KRITERIA STANDART
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
TANDA TANGAN
|
01
02.
|
kebihan
volume cairan b.d retensi natrium dan air sekunder terhadap penurunan perfusi
glumerolus
Ds : px mengatakan ada bengkak di perut
DDo: perut
bengkak
Pasien bedrest
Infus + (RL )
Ttv :
Suhu :36.5
Nadi 96x/menit kuat dan teratur
Tensi :100/70 ,rr :15x
/menit
Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri,
peningkatan atrium dan kongesti vena.
Ds :px
mengatakan mengalami sesak nafas
Do : Pasien nampak lemah, ,retraksi
intercoste ,sesak nafas
Tanda-tanda Vital :
Suhu: 36,5C.,
Nadi :96 x/m kuat dan teratur
.,Tensi :100/70 MmHg
, RR: 15 kali permenit.
Infus +
|
Setelah di lakukaindakan keperawatan
Tujuan jangka pendek:
Dalam waktu 1x30 diharapkan bengkak berkurang
Tujuan jangka panjang ;
Setelah di lakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan terpenuhi
/seimbang
Setelah di lakukan tindakan keperawatan tujuan jangka pendek:
Dlm waktu 1x 15 menit diharapkan
kebutuhan o2 px terpenuhi
Tujuan jangka panjang : setelah di lakuakn tindakan keperawatan di harapkan
k/u px baik
ttv :
td :120/80
nd 70-90
rr 16-20
|
01 k/u pasien membaik
Observasi ttv
Td :120/80
Rr:16-20
S:36.5
02.Tidak ada oedema Intake
dan output cairan seimbang
.03.Tidak ada peningkatan tekanan JVP, JVP dalam
batas normal 2-4 cm.
04 auskultasi bunyi Bunyi paru normal tidak ada suara tambahan (rales/ronchi. )
01 k/u pasien membaik
Observasi ttv
Td :120/80
Rr:16-20
S:36.5
02 .sesak nafas hilang
RR dlm batas normal (18-20
x/m),
03.Kaki dan tangan hangat,
tidak mengeluh berdebar-debar
|
01 Bhsp
02 Pantau eliminasi urin
catat jumlah dan warna, pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
selama
03 .observasi
ttv
04.Kaji distensi Vena
jugolaris dan catat adanya oedema.Peninggian JVP dan adanya oedema menunjukan
adanya retensi air dan garam
05. Auskultasi bunyi paru,
catat bunyi tambahan, catat adanya peningkatan dispnoe.
06 kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
terapi
01.Bhsp
02.Obsevasi tanda tanda vital
03 kaji keadaan umum pasien (sianosis /tidak)
04.Memberi posisi yang nyaman pada klien
05.kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
|
01.Untuk menjalin hubungan terapiotik antara perawat dan pasien
02 untuk mengetahui ketidakseimbangan antara intake dan pengeluaran
cairan untuk mengindikasikan adanya retensi
03. untuk mengetahui perkembangan px
04. untuk mengetahui Peninggian JVP dan adanya oedema menunjukan
adanya retensi air dan garam
05.untuk mengetahui
Rales dan dispnoe menunjukan adanya oedema paru
06. untuk mengetahui jenis yang
cocok dalam pemberian terapi
01.Untuk menjalin hubungan terapiotik antara perawat dan pasien
02.untuk mengetahui tingkat perkembangan pasien
03.untuk mengetahui tidak adekuatnya perfusi jaringan
04.untuk memberikan keadaan yang rileks pd pasien untuk dan memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.
05.untuk mengetahui jenis terapi
yang cocok bagi pasien
|
|
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn p Umur:57 Thun No. Register :
659299 Kasus Dekompensasi
kordis
NO
|
NO. DX
|
TANGGAL/
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TANDA TANGAN
|
TANGGAL/
JAM
|
E V A L U A S I
|
TANDA TANGAN
|
01
|
01
|
30-01-2014
13.00
13.12
13.15
13.16
13.18
13.20
13.00
13.12
13.13
13.15
13.16
|
BHSP
Observasi ttv :
Suhu
:36.5
Nadi
96x/menit kuat dan teratur
Tensi
:100/70
Pantau
eliminasi urin catat jumlah dan
warna, pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran)
Kaji k/u umum px
mengkaji distensi
Vena jugolaris dan catat adanya oedema.( Tekanan jvp normal dan tidak ada
oedema)
mengauskultasi bunyi
paru, catat bunyi tambahan, (ronchi (-),whizing(-)
menganjurkan untuk
hindari intake garam.
Bhsp
Observasi tanda-tanda vital
td : 100/70
n : 96x/menit (kuat dan teratur)
r : 15x
/m,
s : 36.5x/m
Observasi keadaan umum pasien
( pucat, sianosis.)
memberikan suasana dan posisi yg nyaman pd pasien (tenang dan biarkan pasien istirahat yang
cukup dengan posisi kepala agak lebih tinggi)
.
Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi
Oral
Furosemid :40
Spironolacton:100
Digoxin :0.25
\
|
|
|
S : px mengatakan ada bengkak di perut
O: perut bengkak ,sianosis pasien bedrest
Infus rl
(+)Tanda-tanda Vital :
Suhu: 36,5C.,
Nadi :96 x/menit kuat dan teratur
.,Tensi :100/70 MmHg
, RR: 15
kali permenit
A ; masalah teratasi sebagian
(k/u membaik ,bengkak berkurang)
P :
Intervensi di lanjutkan no( 4,5,6 )
S :pasien mengatakan mengalami sesak nafas
O : Pasien nampak lemah, , sesak nafas
retraksi
intercoste
Tanda-tanda Vital :
Suhu: 36,5C.,
Nadi :96 x/menit kuat dan teratur
.,Tensi :100/70 MmHg
, RR: 15 kali permenit.
A: Masalah tertasi sebagian
(sesak berkurang)
P : Itervensi di lanjutkan
(4,5,)
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar