Minggu, 16 Maret 2014

LP & ASKEP DM (RAHMA)



LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KASUS “DIABETES MELLITUS KRITIS” DI RUANG IGD RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG
I.               Definisi
Diabetus Melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak secara kronis yng disebabkan oleh kekurangan insulin, akut / kronis.
Diabetus Melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah. (Mansjoer dkk, 1999).
 Diabetus Melitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemi yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000 ).

II.                Etiologi
a.       Diabetes Melitus tergantung insulin ( DMTI ), karena faktor :
Ø  Faktor genetik : penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I, teapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes I. Kecenderungan genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe anti gen HLA ( Human Leucocyte Antigen)  tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas anti gen transplantasi dan proses imun lainnya.
Ø  Faktor imunologi : pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
Ø  Faktor Lingkungan : faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel B pankreas sebagai contoh jasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autimun yang dapat menimbulkan destuksi sel B pankreas.

b.      Diabetus Melitus tak tergantung insulin ( DMTTI)
Ø  Diabetes melitus ini ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin.pada pasien dengan diabetes ini terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dan reseptor. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin dengan sistem transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia. ( Price, 1995 ).
Ø  Pada  DM tipe II bisa disebut juga diabetes melitus tidak tergantung insulin yang merupakan diebetes ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi kadang juga bisa timbul pada masa kanak – kanak.
Ø  Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah :
1.      Usaha ( retensi insulin cenderung meningkat pada usia 65 tahun )
2.      Obesitas
3.      Riwayat keluarga
4.      Kelompok etnik

c.       DM tipe lain : Malnutrisi ( kekurangan gizi, kelebihan konsumsi karbohidrat )
Penyakit : Pancreatitis, trauma pada pancreas, gangguan pembuluh darah pankreas.




III.         Patofisiologi.

Heriditer/autoimun                                                                    Obesitas
Anoantibodi sel B                                           penurunan jumlah aseptor      insulin dalam sel target / resistensi
Destruksi sel B                                                            kerja insulin tidak efekif
        Insulin                                                                           
                                                                                                       
Gangguan metabolisme lemak dan protein
penurunan penggunaan glukosa oleh sel
hipoglikemi/hiperglikemi                          ketidak seimbangan glukosa dalam darah
                                                             Terjadi Syok” (Pasien Bisa Tidak Sadar )
     Glikosuria                                  
osmotik deurisis
“ ketidak seimbangan elektrolit”                 penurunan kesadaran
meningkat lifosis                                                     Ketidak efektifan perfusi/kejang 
oksidasi asam lemak                                                          “ pola nafas tak efektif ”
keton emia                                                                                                 Dehidras i
osidosis metabolik                                                                           Hemokonsentrasi
mual , muntah                                                                                           Trombosit
anorexsia                                                                                               aterosklerosis
“keseimbangan intake makanan dan kebutuhan”

Hipoglikemi / hiperglikemi
Trias gejala


Sel makan                                glukosa darah                                      kurang darah
Sel kelaparan     Melewati ambang rearbsorbsi ginjal Peningkatan tekanan osmotik
Respon                                    Deurusis osmotik                                Dehidrasi sel
Nafsu makan meningkat                     poliuri                          nafsu makan menurun
Polifagi                                                                                                     polidipsi
 

“resiko kekurangan volume cairan “



Infeksi
mikrovaskuler                                                                          makrovaskuler
retina                                               resiko sepsis                penurunan vaskularisasi
retinopati diabetik                                                                                iskemik
kebutuhan                                                       ketidak efektifan perfusi / asing
resiko cedera                                                  ulkus ( kerusakan integritas kulit )
respon nyeri

kelemahan otot
aktifitas terganggu
       “ defisit perawatan diri “


IV.         Gejala /  Manifestasi Klinis
a.         Menurut Askandar 1998, dapat dikatakan menderita diabetes melitus apabila menderita 2 dari 3 gejala yaitu :
Ø  Keluhan TRIAS( banyak minum, banyak kencing dan penurunan berat    badan )
Ø  Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 Mg/dl
Ø  Kadar glukosa darah 2jam sesudah makan lebih dari 200 Mg/dl
b.      Menurut Waspadji 1996, keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus :
Ø  Poliuria  ( sering kencing )
Ø  Polidipsia ( sering minum )
Ø  Polifagia ( sering makan )
Ø  B menurun
Ø  Lemah
Ø  Kesemutan
Ø  Gatal visus menurun
Ø  Bisul/luka
Ø  Keputihan

V.            Komplikasi
Menurut Mansjoer dkk 1999, yaitu :
a.       Akut
Ø  Hipoglikemia dan hiperglikemia
Ø  Penyakit macrofaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner ( cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler )
Ø  Penyakit microvaskuler : mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
Ø  Neuropati saraf sensorik ( berpengaruh pada ekstermitas ), saraf otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler . ( Menurut Suddarth and Brunner, 1990 )
b.      Komplikasi menahun diabetes melitus :
Ø  Neuropati diabetik
Ø  Retinipati diabetik
Ø  Nefropati diabetik
Ø  Proteinuria
Ø  Kelainan koroner
Ø  Ulkus/ ganggren ( Soeparman, 1987 hal 377 )

Terdapat 5 grade ulkus diabetikum antara lain :
a.       Grade 0 : tidak ada luka
b.      Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
c.       Grade II : Kerusakan kulit mencapai kulit dn tulang
d.      Grade III : terjadi abses
e.       Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
f.       Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal.

VI.         Pemeriksaan Penunjang
1.      Glukosa darah sewaktu
2.      Kadar glukosa darah puasa
3.      Tes toleransi glukosa
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM ( ml/dl)
Kadar glukosa darah sewaktu :
Ø  Plasma Vena
Ø  Darah Kapiler
                        Kadar glukosa darah puasa :
Ø  Plasma vena
Ø  Darah Kapiler
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
Ø   Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl ( 11,1 mmol/L )
Ø   Glukosa Plasma puasa > 140 mg/dl ( 7,8 mmol/L )
Ø   Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post prandial cpp ) >200mg/dl
Ø   Urin :
1. Gula dan aseton ( naik )
2. osmolaritas mungkin ( naik )

VII.  Pengkajian Fokus
Ø  Kaji penampilan dari pasien
Ø  Kaji TTV ( Tanda-tanda vital ) dari pasien
Ø  Pemeriksaan fisik pada pasien yang mencangkup :
Inspeksi : keadaan turgor kulit, adakah odem,
Palpasi   : raba kulit pasien apakah ada perubahan atau tidak , mengkerut atau tidak
Perkusi   : perkusi bagian yang berhubungan atau memicu reflek pasien, apakah pasien mampu merangsang atau tidak, lemas atau tidak
Auskultasi : daerah yang berhubungan dengan penyakit pasien, dengarkan apakah jantung psien berdebar kencang atau tidak, karena pada penderita DM yang hipoglikemia mempunyai tanda jantung berdebar kencang
Ø  Selain itu juga ukur berat badan pasien , apakah berat badan menurun atau naik.

VIII.   Penatalaksanaan

1.      Melakukan Penyuluhan
Penyuluhan ini bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku /pasien penderita DM  untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang digunakan untuk mencapai keadaan sehat, optimal, dan penyesuaian psikologis serta keadaan hidup yang lebih baik.
2.      Perencanaan makan yang baik
Penggunakan bahan makanan atau minuman seperti penggunaan gula murni tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, batasi makanan yang berlemak, banyak mengkonsumsi banyak sayur, serta buah-buahan. Segala macam buah boleh dimakan namun dalam jumlah atau takaran yang telah ditentukan. Makan teratur sesuai jumlah dan takaran menurut pembagian makanan yang telah ditentukan oleh konsultan gizi atau ahli gizi, bisa juga anjuran dari dokter atau medis.
3.      Melakukan Diit
Pedoman 3J Diit diabetes :
Ø J1 : jumlah kalori yang diberikan harus habis
Ø J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya
Ø J3 : Jenis makanan manis harus dihindari
Diit B
Terdiri dari 68 % KH, 12% protein,20 % lemak
Diit B mengandung banyak serat dan rendah kolesterol yang diberikan kepada penderita:
a.       Tidak tahan lapar dengan diitnya
b.      Kadar kolesterol
c.       Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah
d.      Telah mempunyai komplikasi ginjal
e.       Penderita lebih > 15 tahun
Diit B1
Terdiri dari 60 % teh, 20 % protein, 20 % lemak
Diit B2
Kompisisi sama dengan diit B bedanya hanya tinggi asam amino esensial, tinggi kalori 2100-2300 kal/hari
4.      Melakukan latihan fisik atau olahraga
Melakukan olahraga secara teratur 3-4x/minggu selam ½ jam yang sifatnya CRIFE
5.      Mengkonsumsi obat yang elah diberikan oleh dokter
Ø  Obat-obatan Hipoglikemik oral ( OHO )
Ø  Golongan Sulfaniura
Ø  Golongan bigunis
Ø  Alfa Glukosidae inhibitor
Ø  Insulin sensitizing  ager
Ø  Insulin ( dilakukan secara injeksi )
6.      Rawat luka
Rawat luka ini dilakukan secara rutin pada penderita Diabetes Melitus yang terdapat ulkusnya pada daerah tertentu, biasanya pada kaki.

IX.         Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang berkurang
2.      Gangguan perkusi jaringan berhubungan dengan melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstrusi aliran darah
3.      Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan dieresis osmotik
4.      Resiko terjadinya gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstemitas
5.      Gangguan pemenuhan mobilitasi berhubungan dengan rasa nyeri pada luka

X.            Intervensi
Diagnosa 1.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kruterria Hasil :
Ø  BB dan TB ideal
Ø  Pasien mematuhi dietnya
Ø  Kadar gula darah dalam batas normal
Ø  Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia
Inervensinya :
1.      Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan
Rasionalnya : untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat
2.      Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan
Rasionalnya : kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia / hiperglikemia
3.      Timbang berat badan setiap seminggu sekali
Rasionalnya : mengetahui prkembangan berat badan pasien
4.      Identifikasi perubahan pola makan
Rasionalnya : mengetehui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang telah ditetapkan
5.      Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik
Rasionalnya : pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa kedalam jaringan sehingga gula darah menurun, pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.

Diagnosa 2.
Tujuan : kebutuhan cairan dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
Ø  Nadi perifer dapat diraba
Ø  Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
Ø  Kadar elektrolit dalam batasan normal
Intervensi :
1.      Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.
Rasionalnya : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
2.      Ukur berat badan setiap
Rasionalnya : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
3.      Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500ml / hari, dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
Rasionalnya : mempertahankan dehidrasi / volume sirkulasi



Diagnosa 3.
Tujuan mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal
Kriteria Hasil :
Ø  Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
Ø  Warna kulit sekitar luka tidak pucat / sianosis
Ø  Kulit sekitar luka teraba hangat
Ø  Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah
Ø  Sensorik dan motorik membaik
Intervensi :
1.      Ajarkan Px untuk melakukan mobilisasi
Rasionalnya : dengan mobilisasi, dapat meningkatkan sirkulasi darah
2.      Ajrkan tentang faktor yang dapat meningkatkan aliran darah
Rasionalnya : meningkatkan lancarnya aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema
3.      Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemerikasaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO )
Rasonalnya : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, pemerikasaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBB untuk memperbaiki oksigen daerah ulkus / gangren.

Diagnosa 4.
Tujuan : tercapainya proses penyembuhan luka
Kriteria hasil :
Ø  Berkurangnya oedema sekitar luka
Ø  Pus dan jaringan berkurang
Ø  Adanya jaringan yang granulasi
Ø  Bau busuk luka berkurang
Intervensi :
1.      Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan
Rasionalnya : pengkajian tempat luka dan membantu untuk tindakan penyembuhan selanjutnya.
2.      Rawat luka dengan baik dan benar
Rasionalnya : merawat luka dengan teknik aseptik dapat menjaga kontaminasi luka.
3.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin
Rasionalnya : agar pemberian insulin dengan benar dapat terpenuhi
Diagnosa 5.
Tujuan : pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktifitas yang optimal
Kriteria hasil :
Ø  Pergerakan pasien bertambah luas
Ø  Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan
Ø  Rasa nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang
Intervensi :
1.      Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien
Rasionalnya : untuk mengetahui derajat kekuatan otot pada kaki pasien.
2.      Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal
Rasionalnya : pasien mengerti pentingnya aktifitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan
3.      Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasionalnya : agar pasien dapat terpenuhi kebutuhannya.
4.      Kolaborasi dengan tim medis lainnya, dalam pemberian analgesik
Rasionalnya : analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri.


XI.             Daftar Pustaka.
Brunner, Lilian et al. 1986. Manual of Nursing Praktice. Philadelpia : J. B. Lipincott.
Phipps et al. 1999. Medical.-Surgical Nursing Concepts and Clinical Praktice. Missouri: Mosby Inc.
Marelli T.M , Buku Saku Dokumentasi Keperawatan edisi 3, Jakarta: EGC, 2007


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS “DIABETES MELITUS KRITIS”
DI RUANG IGD RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG



STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung                                                  FORMAT PENGKAJIAN
                                                                                                                 DI INSTALASI GAWAT DARURAT
                                                                                                           
 NO. MR :     660966
DATA IDENTITAS SOSIAL PASIEN
Nama Lengkap (Nama sendiri)
Sex
Umur /Tgl lahir
Ny. S


Perempuan
70 tahun / 2 januari 1944
Alamat Pasien (Menurut KTP/SIM)
No. KTP/SIM  :  -
Jln/Dsn             : Tawangrejo
Kel/Desa          : Tawangrejo
Kec.                  : Wonodadi
Kodya/Kab.     :  Blitar

Agama
Suku
Bangsa
Kasus Polisi

                Islam


                  Jawa

               Indonesia

                     _
Status Perkawinan
Jenis Pembayaran
Pendidikan
Pekerjaan

           Sudah kawin


Umum / ditanggung sendiri

                  SMP

       Ibu rumah tanggga
Cara Datang
Transportasi ke IRD
Komunikasi

Dibawa oleh keluarganya



Menggunakan mobil pribadi

 Pasien tidak bisa berkomunikasi dengan baik, dikarenakan masih tidak sadarkan diri.
Kejadian tgl :  20 Desember  2013   Jam : 07.00   WIB                        Di : IGD Rumah Sakit dr. Iskak Tulungagung

Datang di IRD tgl : 20 Desember  2013    Jam :  09.00 WIB

Keadaan Pra Hospitalisasi : GCS :324 Tensi : 140/90 mmHg, Nadi : 115 x/mnt
Pernafasan  :22  x/mnt,          Suhu:36  °C
Tindakan Pra Hospital :

RJP       : -                    Infus :   iya                 Bebat  :  -                           ETT : -                                   Penjahitan: -
Trakeostomi : -            NGT : iya                   Bidai   :  -                           Pipa oro/naso: iya
O2   : iya ( masker )   Obat   : insulin             Kateter   : iya                     Suetion: -                               Pharingial: -
Dll…………….                                              Urin : volume urin Px cukup banyak ( 3oo cc )

TRIAGE : Jam09.15 WIB oleh perawat
Keluhan Utama : keluarga Px mengatakan pagi jam 06.00 WIB, px lemas dan tidak sadarkan diri .
(Subyektif)
S.ax  : 36 °C
S.rec : -  °C
N :115 x/mnt
TD : 140/90  mmHg

P :22 x/mnt
(Pediatri)
BB :38 Kg

Riwayat Penyakit :
-          DM : iya
-          PJK                    - Dll
-          Asma                 - Tidak ada           
Riwayat Alergi :       Ya         Tidak         Lain - lain
Kategori Triage :
P1                P2                P3                PO

Keadaan Umum ; px lemah, pucat , GCS 324 (Obyektif) : Baik                            Sedang                                 Buruk

-           
Pernafasan : (B)
Gerak  dada : tidak terkaji/ normal.
Simetris    Asunetris:-
Pernafasan : (B)

-          Normal
-          Retractive
-          Kusmaul
-          Dangkal
-          Trachypnoe
Sirkulasi : (C)
N.Carotis : - /mnt
N.Radial  : 115/mnt
Kulit Muskulo : kisut
-          Normal
-          Jaundice
-          Cyanosis
-          Pucat
-          Berkeringat
-          Akral: hangat
GCS :324


R.Mata    : tidak ada respon ( 3 )
R.Verbal   : tidak terkaji
( px tidak sadar ) ( 2 )
R.Motorik : tidak terkaji
( px tidak sadar/ tidak bergerak ) ( 4 )


Total       :9


Pemeriksaan Fisik (Assasment)                                                                         Keterangan :  kekuatan otot px adalah  5, 5,5,5 karena Px tidak ada fraktur


                                     
Jam : 09.30
Pemeriksaan : Lab / Foto / ECG / Lain – lain
ü  labolatorium
  1. Glukosa puasa : 510 mg/dl
  2. SGOT        : 20,6 U/l
  3. SGOP        : 11, 7 U/l
  4. BUN          : 30,1 mg/dl
  5. Creatinin   : 2,10 mg/dl
  6. Abumin     : 3,01 mg/d
  7. Narium      : 133 mmol/l
  8. Kalium      : 2,50 mmol/l
  9. Klorida      : 98,4 mmol/l
  10. Calsium     : 7,0 mg/d

ü  ECG : terlampir







Diagnosa : Diabetes Melitus Kritis
Jam
10.00 WIB
Terapi / Tindakan / Konsul
Terapi :
Insulin
Infus P2 + kcl 1 ampul 14 tpm, Rl 20 tpm
O2 4 lpm
Ca glukonas 4x1 ampul
Impenem 2x1 gr
Chitikolin 2x 250 ml          
Jawaban / catatan











Jam keluar IRD : 12.00 WIB
Tindakan Lanjut
KRS: -             MRS         PP:-               D:-          Operasi:-             Pindah ke bag : Ruangan HCU  Lain – lain : -

Tanggal  : 20 Desember 2013

Nama Perawat :  Rahma Rizki P. P









Tanda Tangan



                   Rahma Rizki P.P

 

ANALISA DATA


Nama Pasien               : Ny. S
Umur                           : 70 tahun
No. Register                : 660966


KELOMPOK DATA


MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB

Ds : -
Do : k/u lemah, pucat
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA : 161











 

Ds : -

Do : k/u lemah, pucat
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA :   161












            Obesitas / Usia


 
Penurunan jumlah aseptor insulin dalam sel target / resistensi
 

Kerja insulin tidak efektif


 
gangguan metabolisme lemak dan protein

menurun penggunaan glukosa dalam sel

hipoglikemi/hiperglikemi
                           
glicosuria

osmotik deurisis
                           
ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit

kesadaran turun


gangguan metabolisme lemak dan protein
menurun penggunaan glukosa oleh sel


 
hipoglikemi/hiperglikemi
                           
ketidak seimbangan kadar glukosa dalam darah

terjadi syok
 Ketidak seimbangan elektrolit.

























Ketidak stabilan kadar stabilan glukosa darah.


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien   : Ny. S
Umur               : 70 tahun
No. Register    : 660966


NO

TANGGAL MUNCUL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL TERATASI
TTD
  1.  

















  1.  





























20 -12-2013

















20 -12-2013
Gangguan kekurangan cairan elektrolit yang disebabkan karena BAK sering yang ditandai dengan :
Ds : -
Do: k/u lemah , lesu, pucat.
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA : 161



Gangguan ketidak stabilan kadar glukosa darah karena gangguan metabolisme lemak dan protein menurun penggunaan glukosa oleh sel , yang ditandai dengan :
Ds : -
Do : k/u lemah , lesu, pucat.
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA : 161
BB : menurun


Rahma Rizki P.P
















Rahma Rizki P.P

 

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien                : Ny. S
Umur                           : 70 tahun
No. Register                : 660966

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA STANDART
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
TANDA TANGAN
  1.  





























  1.  
Gangguan kekurangan cairan elektrolit yang disebabkan karena BAK sering yang ditandai dengan :
Ds : -
Do: k/u lemah , lesu, pucat.
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA : 161















Gangguan ketidak stabilan kadar glukosa darah karena gangguan metabolisme lemak dan protein menurun penggunaan glukosa oleh sel , yang ditandai dengan :

Ds : -
Do : k/u lemah , lesu, pucat.
GCS : 324 , konjungtiva dan sklera : pucat, akral : hangat, CRT : < 2 detik.
TTV :
TD : 140/90mmHg
 S   : 360 C
 N  : 115 x/mnt
 R  : 22 x/mnt
GDA : 161
BB : menurun
Tujuan jangka pendek : setelah tindakan  keperawatan 1x24 jam Px sadar dan intake output normal.
Tujuan jangka panjang :
  1. Px sadar
  2. Px mampu melakukan kontraksi aktivitas aktif
  3. Intake output px normal
  4. Mampu mobilisasi dengan baik.
  5. Kadar glukosa normal. 











Tujuan jangka pendek : setelah tindakan  keperawatan 1x24 jam px mual da anorexia teratasi.
Tujuan jangka panjang :
1.      BB px normal
2.      Kondisi klien stabil
3.      Glukosa dalam darah stabil
1.    Px sadar
2.    Px mampu melakukan kontraksi aktivitas aktif
3.    Intake output px normal
4.    Mampu mobilisasi dengan baik.
5.    Kadar glukosa normal


















1. BB px normal
2. Kondisi klien stabil
3. Glukosa dalam darah stabil
  1. Melakukan BHSP
  2. Kaji TTV
  3. Pantau Kesadaran
  4. Cek GDA Px
  5. Beri cairan / intake
  6. Kolaborasi dengan dokter dalam Pemberian insuli dan terapi lain.

















  1. Melakukan observasi TTV
  2. Cek GDA
  3. Pantau BB px
  4. Kolaborasi dengan dokter

  1. Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dan pasien
  2. Mengetahui perkembangan Px
  3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran px.
  4. Untuk mengetahui gula darah Px
  5. Agar intake output px seimbang dan dapat terpenuhi.
  6. Untuk mempercepat proses kesembuhan dan dalam pemberian obat.





1.      Untuk mengetahui perkembangan px.
2.      Untuk mengetahui GDA px
3.      Untuk mengetahui berat badan px
4.      Untuk pemberian obat dan terapi selanjutnya untuk penyembuhan px.



Rahma rizki P.P



























Rahma Rizki P.P





Tidak ada komentar:

Posting Komentar